Minggu Ini, Rupiah Jadi yang Terbaik ke-2 di Asia

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 August 2018 19:07
Rupiah menjadi mata uang dengan performa terbaik kedua di kawasan Asia pada pekan ini.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menjadi mata uang dengan performa terbaik kedua di kawasan Asia pada pekan ini. Sepanjang minggu ini, rupiah menguat 0,14% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.470. Rupiah bahkan sempat menguat hingga 0,59% ke level Rp 14.405 pada penutupan perdagangan hari Kamis (9/8/2018).

Performa rupiah hanya kalah melawan yen yang bisa menguat hingga 0,3%. Sementara itu, dolar Hong Kong melemah 0,01%, ringgit melemah 0,07%, baht melemah 0,21%, peso melemah 0,25%, rupee melemah 0,5%, dolar Singapura melemah 0,51%, dan won melemah 0,61%.

Dolar AS berada dalam posisi yang sangat perkasa sepanjang pekan ini, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat sebesar 1,28%. Indeks ini menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya.

Perkasanya dolar AS merupakan hasil dari kuatnya data perekonomian Negeri Paman Sam yang dirilis sepanjang pekan ini. Pada bulan Juli, tingkat pengangguran tercatat turun ke level 3,9%, dari yang sebelumnya 4% pada bulan Juni. Kemudian, klaim pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 4 Agustus diumumkan di level 213.000, lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 220.000. Terakhir, inflasi periode Juli diumumkan di level 0,2% MoM, naik dari capaian periode Juni yang sebesr 0,1% MoM.

Data tenaga kerja dan inflasi memang merupakan 2 indikator utama yang menjadi dasar pertimbangan the Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakannya. Ketika kedua data tersebut menunjukkan perbaikan, besar kemungkinan bank sentral akan mengerek suku bunga acuan sebanyak 4 kali, lebih agresif dari rencana pada awal tahun yang hanya sebanyak 3 kali.

Namun, pergerakan rupiah tertolong oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 yang di atas ekspektasi. Sepanjang kuartal-II, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,27% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,125% YoY. Capaian ini juga mengalahkan posisi kuartal-I 2018 yang sebesar 5,06% YoY dan posisi kuartal-II 2017 yang sebesar 5,01% YoY.

Positifnya angka pertumbuhan ekonomi menghapus kekhawatiran investor bahwa laju ekonomi tahun ini akan lesu seperti tahun lalu, walaupun angka pertumbuhan ekonomi kuartal-III dan IV akan menjadi penentuan. Pasalnya, laju perekonomian pada kuartal-II ditopang oleh momentum Ramadan-Idul Fitri yang jatuh pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni.

Dengan pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 yang kuat, BPS memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,16% pada tahun ini.

Di sisi lain, tak bisa dipungkiri bahwa ada kemungkinan Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi guna memperkuat posisi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular