
Investor Pasar Uang Lebih Khawatir CAD Daripada Pilpres
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
10 August 2018 18:02

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada hari ini, mengakhiri tren penguatan 4 hari berturut-turut. Kepastian paket yang bertanding di pemilihan umum presiden (pilpres) tak banyak membantu.
Pada Jumat (10/8/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot ditutup di Rp 14.470/US$ atau melemah 0,45% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pergerakan rupiah ini sejalan dengan mata uang di kawasan. Bersama yuan China, rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terparah di Asia. Berikut data perdagangan nilai tukar mata uang negara-negara Asia hingga pukul 16:22 WIB, seperti yang dikutip dari Reuters:
Kedigdayaan dolar AS memang begitu terasa setelah keluarnya data klaim tunjangan pengangguran AS pekan lalu yang turun 6.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 213.000. Ini terhitung lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 220.000.
Penurunan ini menandakan pasar tenaga kerja di negara adidaya itu semakin baik sehingga memberi alasan bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk tidak ragu menaikkan suku bunga acuannya dengan lebih agresif.
Hal ini memberi momentum bagi dolar AS untuk menguat, sebab aura kenaikan suku bunga acuan akan menarik dolar untuk pulang kampung. Dolar index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama hingga pukul 16:31 WIB menguat 0,48%.
Dari dalam negeri, deklarasi dua calon pasangan presiden tidak dapat memberikan dampak positif bagi penguatan rupiah. Kehadiran pasangan Jokowi-Maruf Amin serta Prabowo-Sandi sebagai calon presiden dan wakil presiden belum memberikan efek bagi pasar.
Investor di pasar saham justru melakukan aksi jual senilai Rp 650,02 miliar. Aksi jual terjadi hanya setengah jam sebelum Bank Indonesia (BI) mengumumkan CAD yang membengkak menjadi 3% dari PDB. Pada kuartal I-2018, CAD tercatat baru 2,2% dari PDB senilai US$ 5,7 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Jumat (10/8/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 di pasar spot ditutup di Rp 14.470/US$ atau melemah 0,45% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Kedigdayaan dolar AS memang begitu terasa setelah keluarnya data klaim tunjangan pengangguran AS pekan lalu yang turun 6.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 213.000. Ini terhitung lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 220.000.
Penurunan ini menandakan pasar tenaga kerja di negara adidaya itu semakin baik sehingga memberi alasan bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk tidak ragu menaikkan suku bunga acuannya dengan lebih agresif.
Dari dalam negeri, deklarasi dua calon pasangan presiden tidak dapat memberikan dampak positif bagi penguatan rupiah. Kehadiran pasangan Jokowi-Maruf Amin serta Prabowo-Sandi sebagai calon presiden dan wakil presiden belum memberikan efek bagi pasar.
Investor di pasar saham justru melakukan aksi jual senilai Rp 650,02 miliar. Aksi jual terjadi hanya setengah jam sebelum Bank Indonesia (BI) mengumumkan CAD yang membengkak menjadi 3% dari PDB. Pada kuartal I-2018, CAD tercatat baru 2,2% dari PDB senilai US$ 5,7 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular