Lesu di Kurs Acuan, Pasar Spot Rupiah Juga Terlemah di Asia

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
10 August 2018 10:33
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan mulai bergerak melemah.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan mulai bergerak melemah. Akibatnya, tren penguatan selama dua hari beruntun pun terhenti.


Pada Jumat (10/8/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.437. Rupiah melemah 0,10% dibandingkan posisi kemarin.
Lesu di Kurs Acuan, Pasar Spot Rupiah Juga Terlemah di AsiaFoto: Tim Riset CNBC Indonesia

Pelemahan di kurs acuan, sejalan dengan perkembangan di pasar spot. Pukul 10:12 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.435/US$ atau melemah 0,21% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Pelemahan rupiah sejalan dengan pergerakan mata uang negara-negara kawasan. Berikut data perdagangan hingga pukul 10:19 WIB, seperti yang dikutip dari Reuters :

 
Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110.900,15
Yuan China6.83(0,21)
Won Korsel1,124.60(0,20)
Dolar Taiwan30.65(0,01)
Rupee India68.75(0,15)
Dolar Singapura1.360,04
Ringgit Malaysia4.07(0,07)
Bath Thailand33.230,03
Peso Filipina53.12(0,22)
 

Lesunya mata uang asia, tidak lepas dari keperkasaan dolar AS yang kembali muncul. Pada pukul 10:20 WIB, Dolar index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama bergerak menguat 0,08%.

Penguatan ini tidak lepas dari rilis terbaru data ekonomi AS. Jumlah klaim tunjangan pengangguran Negeri Paman Sam pada pekan lalu turun 6.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 213.000. Lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 220.000.

Data ini menandakan pasar tenaga kerja AS semakin kuat sehingga The Federal Reserve/The Fed akan semakin yakin untuk menaikkan suku bunga acuan lebih agresif.

Didorong sentimen kenaikan suku bunga acuan, sepertinya memang terjadi pengalihan dana ke pasar obligasi AS. Hal ini tercermin dari penurunan imbal hasil (yield) yang menandakan harga sedang naik akibat lonjakan permintaan. Yield obligasi pemerintah AS tenor 5 tahun turun 2,9 basis poin (bps). Sementara untuk tenor 10 tahun turun 3,7 bps dan 30 tahun turun 4,6 bps.

Dolar AS yang pulang kampung, menyebabkan mata uang kawasan termasuk rupiah kelimpungan. Di sisi lain, dinamika politik terkait pendaftaran capres dan cawapres 2019 sepertinya masih dicerna investor. Visi dan misie di bidang ekonomi masing-masing calon menjadi perhatian utama investor.

Sejauh ini baik pasangan Jokowi-Maruf Amin, maupun Prabowo-Sandi belum spesifik program apa yang akan mereka tawarkan. Investor pun masih wait and see. Terlebih dengan kondisi rupiah melemah, investor cenderung melepaskan kepemilikan aset berbasis mata yang tersebut. Ini tercermin dari aksi jual di pasar saham hingga pukul 10:27 WIB mencapai Rp 199,72 miliar. Akibatnya rupiah pun terlemah kedua di Asia.

TIM RISET CNBC INDONESIA






(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular