Dolar Inferior, Harga Emas Melaju 3 Hari Beruntun

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
09 August 2018 13:52
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Desember 2018 bergerak menguat sebesar 0,23% ke US$1.223,8/troy ounce
Foto: REUTERS/Neil Hall/File Photo
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Desember 2018 bergerak menguat sebesar 0,23% ke US$1.223,8/troy ounce, pada perdagangan hari ini Kamis (09/08/2018) hingga pukul 14.15 WIB hari ini. Dengan pergerakan ini, harga emas sudah menguat selama 3 hari berturut-turut.

Angin segar bagi harga emas datang dari dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah terhadap mata uang yen Jepang dan yuan China, meski masih bergerak stabil terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya.



Mata uang Negeri Sakura kemarin menguat hingga 0,36% terhadap dolar AS, ke titik tertingginya dalam dua pekan terakhir, seiring investor menanti pertemuan perdagangan antara AS-Jepang serta munculnya spekulasi bahwa bank sentral Jepang akan keluar dari kebijakan moneter yang super longgar.

Salah seorang anggota dewan bank sentral Jepang dikabarkan tidak menyepakati rentang pergerakan imbal hasil (yield) obligasi jangka panjang yang sempat disinggung oleh Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda di antara -0,1%-0,1%. Anggota dewan tersebut menyarankan pergerakannya berada dikisaran 0,25%, mengacu pada pergerakan yield terbaru di negara-negara utama lainnya.

Di antara 9 anggota dewan bank sentral Jepang, kini terjadi perpecahan antara yang menyampaikan kekhawatirannya terkait risiko pelonggaran kebijakan moneter yang berkepanjangan, dan mereka yang ingin melanjutkan stimulus moneter yang agresif, seperti dikutip dari Reuters.

Tidak hanya dengan yen Jepang, greenback juga kalah oleh mata uang Yuan China. Hingga pukul 13.18 WIB hari ini, mata uang Negeri Panda menguat 0,28% terhadap dolar AS. Tertekannya dolar AS lantas menjadi sentimen positif bagi harga emas.

Seperti diketahui, aset berdenominasi dolar AS seperti emas akan sensitif terhadap pergerakan mata uang tersebut. Terdepresiasinya dolar AS akan membuat emas relatif lebih murah untuk pemegang mata uang asing selain greenback. Hal ini lantas mampu menyokong permintaan sang logam mulia.

Sebagai tambahan, China kemarin mengumumkan pemberlakuan bea masuk baru sebesar 25% bagi produk AS senilai US$16 miliar.  Beberapa produk yang akan terkena bea masuk tersebut adalah bahan bakar minyak (BBM), produk baja, kendaraan bermotor, dan peralatan kesehatan. Total ada 333 produk made in USA yang jadi korban.

Kementerian Perdagangan China menyebutkan bea masuk baru ini mulai berlaku efektif 23 Agustus. Pada hari yang sama, AS berencana mengenakan bea masuk 25% untuk produk China senilai US$16 miliar. Jadi, langkah China adalah counter attack atas serangan Negeri Paman Sam.

Sejauh ini, China telah mengenakan bea masuk terhadap US$ 110 miliar importasi dari AS. Namun beberapa produk andalan AS belum masuk daftar, seperti minyak mentah dan pesawat terbang. Bukan tidak mungkin keduanya akan masuk jika perang dagang semakin memanas. 

Kondisi ini mengkhawatirkan investor, sehingga instrumen investasi minim resiko (safe haven) seperti emas laris di pasar.

(RHG/gus) Next Article Dolar AS Melandai, Harga Emas Merangkak Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular