
Investor Abaikan Perang Dagang, Bursa Hong Kong Menguat 0,9%
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 August 2018 11:55

Hong Kong, CNBC Indonesia - Bursa saham Hong Kong rally di sesi pagi Kamis (9/8/2018), memperpanjang kenaikan ke hari keempat karena investor mengesampingkan ancaman China untuk memberlakukan tarif pembalasan atas barang-barang AS akhir bulan ini.
Indeks Hang Seng naik 0,90%, atau 255,38 poin, menjadi 28.614,52.
Sebelumnya pada hari Rabu, Beijing mengatakan pihaknya akan membalas putaran terakhir tarif impor AS atas barang-barang impor China. Kementerian Perdagangan China telah mengumumkan tarif 25% untuk barang-barang Amerika senilai US$16 miliar.
Pengumuman itu muncul setelah kantor Perwakilan Perdagangan AS merilis daftar final barang-barang China senilai US$16 miliar yang akan dikenai tarif impor, yang akan berlaku pada 23 Agustus. Daftar terbaru AS menjadikan jumlah total barang-barang China yang dikenai tarif 25% menjadi sebanyak US$50 miliar.
Analis mengatakan bahwa reaksi terhadap berita tersebut telah 'dibungkam' terlepas dari jatuhnya harga minyak.
"Turunnya harga [minyak] tampaknya terjadi setelah China mengumumkan akan memungut tarif 25% pada bensin AS, solar dan barang-barang lainnya sebagai tanggapan terhadap tarif US$16 (miliar) yang diumumkan oleh AS kemarin," tulis Rodrigo Catril, ahli strategi valuta asing senior di National Bank of Australia, dalam catatan pagi.
(hps/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Indeks Hang Seng naik 0,90%, atau 255,38 poin, menjadi 28.614,52.
Sebelumnya pada hari Rabu, Beijing mengatakan pihaknya akan membalas putaran terakhir tarif impor AS atas barang-barang impor China. Kementerian Perdagangan China telah mengumumkan tarif 25% untuk barang-barang Amerika senilai US$16 miliar.
Sebanyak 333 barang yang menjadi sasaran China termasuk kendaraan seperti mobil penumpang besar dan sepeda motor, melansir CNBC International.
Pengumuman itu muncul setelah kantor Perwakilan Perdagangan AS merilis daftar final barang-barang China senilai US$16 miliar yang akan dikenai tarif impor, yang akan berlaku pada 23 Agustus. Daftar terbaru AS menjadikan jumlah total barang-barang China yang dikenai tarif 25% menjadi sebanyak US$50 miliar.
Analis mengatakan bahwa reaksi terhadap berita tersebut telah 'dibungkam' terlepas dari jatuhnya harga minyak.
"Turunnya harga [minyak] tampaknya terjadi setelah China mengumumkan akan memungut tarif 25% pada bensin AS, solar dan barang-barang lainnya sebagai tanggapan terhadap tarif US$16 (miliar) yang diumumkan oleh AS kemarin," tulis Rodrigo Catril, ahli strategi valuta asing senior di National Bank of Australia, dalam catatan pagi.
(hps/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Most Popular