
Dihantui Risiko Perang Dagang, IHSG ke Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 August 2018 09:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca dibuka melemah 0,17%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan cepat bergerak ke zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, IHSG menguat 0,12% ke level 6.102,02.
Sebelumnya, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah: indeks Nikkei melemah 0,23%, indeks Shanghai melemah 0,53%, dan indeks Hang Seng melemah 0,35%.
Semakin panasnya perang dagang antara AS dengan China membuat investor memasang mode defensif dengan meninggalkan bursa saham.
Kemarin (8/8/2018), China mengumumkan bea masuk sebesar 25% bagi importasi produk-produk AS senilai US$ 16 miliar. Beberapa produk yang akan terkena bea masuk tersebut adalah bahan bakar minyak (BBM), produk baja, kendaraan bermotor, dan peralatan kesehatan. Total ada 333 produk asal AS yang menjadi korban.
Kementerian Perdagangan China menyebutkan bahwa bea masuk ini akan mulai berlaku pada 23 Agustus mendatang, hari yang sama dengan pengenaan bea masuk 25% terhadap US$ 16 miliar produk impor asal China oleh AS. Jadi, kebijakan China tersebut merupakan balasan atas serangan dari Negeri Paman Sam.
Pada pagi hari ini, data inflasi China periode Juli diumumkan di level 2,1% YoY, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 1,9% YoY. Perang dagang dengan AS akan membuat tekanan inflasi semakin besar dan mengancam tingkat konsumsi masyarakat China.
Jika ini yang terjadi, laju perekonomian global menjadi taruhannya.
Di sisi lain, laju IHSG tertolong oleh penguatan nilai tukar rupiah. Pada pagi hari ini, rupiah menguat 0,05% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.423. Penguatan rupiah terjadi kala dolar AS sedang berada dalam posisi yang kuat, ditunjukkan oleh kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,06%.
Penguatan rupiah membuat investor masih berani untuk melakukan aksi beli ditengah-tengah risiko perang dagang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Sebelumnya, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah: indeks Nikkei melemah 0,23%, indeks Shanghai melemah 0,53%, dan indeks Hang Seng melemah 0,35%.
Semakin panasnya perang dagang antara AS dengan China membuat investor memasang mode defensif dengan meninggalkan bursa saham.
Kementerian Perdagangan China menyebutkan bahwa bea masuk ini akan mulai berlaku pada 23 Agustus mendatang, hari yang sama dengan pengenaan bea masuk 25% terhadap US$ 16 miliar produk impor asal China oleh AS. Jadi, kebijakan China tersebut merupakan balasan atas serangan dari Negeri Paman Sam.
Pada pagi hari ini, data inflasi China periode Juli diumumkan di level 2,1% YoY, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 1,9% YoY. Perang dagang dengan AS akan membuat tekanan inflasi semakin besar dan mengancam tingkat konsumsi masyarakat China.
Jika ini yang terjadi, laju perekonomian global menjadi taruhannya.
Di sisi lain, laju IHSG tertolong oleh penguatan nilai tukar rupiah. Pada pagi hari ini, rupiah menguat 0,05% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.423. Penguatan rupiah terjadi kala dolar AS sedang berada dalam posisi yang kuat, ditunjukkan oleh kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,06%.
Penguatan rupiah membuat investor masih berani untuk melakukan aksi beli ditengah-tengah risiko perang dagang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular