
Harga Jual Euro di Bank Nasional Dekati Rp 17.000
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 August 2018 14:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam 3 hari berturut, rupiah lesu di hadapan euro. Terbaru, faktor neraca perdagangan Jerman yang menjadi biang keladi pelemahan tersebut. Pada Rabu (8/8/2018) pukul 12:40 WIB, 1 euro dibanderol Rp 16.767,66.
Rupiah melemah 0,16% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Sementara dalam setahun, depresiasi rupiah telah menyentuh 7,19%.
Pelemahan yang ada, mengakibatkan harga jual euro semakin mendekati posisi Rp 17.000/EUR. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 12:25 WIB:
Bank sentral Jerman, Deutsche Bundesbank meriis data neraca perdagangan Negeri Bavarian. Per Juni 2018, Jerman mampu mencetak surplus EUR 19,3 miliar. Meski ekspor bergerak menyamping atau tumbuh 0% dan impor tumbuh 1,2%, Jerman tetap berhasil meraih surplus.
Di sisi lain, Indonesia pada periode yang sama juga berhasil mencetak surplus. Pada periode tersebut, Indonesia meraih surplus hingga US$ 1,74 miliar. Namun, pada bulan Juli neraca perdagangan diperkirakan defisit.
Ini didasari penyataan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan kembali defisit. "Menurut informasi, Juli akan defisit lagi. Kami akan lihat kinerjanya, kenapa defisit melulu?" tegasnya.
Belum lagi faktor cadangan devisa per Juli 2018 yang turun hingga US$ 1,5 miliar ke US$ 118,3 miliar. Kondisi ini menyebabkan pasar keuangan Indonesia kurang diapresiasi investor asing. Ini terlihat dari aliran modal asing yang keluar di bursa saham sesi I ini senilai Rp 355,01 miliar.
Situasi ini menyebabkan rupiah tidak memiliki pijakan menguat, sehingga euro kembali berjaya untuk hari ketiga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Rupiah melemah 0,16% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Sementara dalam setahun, depresiasi rupiah telah menyentuh 7,19%.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 16.489,00 | Rp 16.908,00 |
Bank BNI | Rp 16.550,00 | Rp 16.966,00 |
Bank BRI | Rp 16.646,25 | Rp 16.859,16 |
Bank BCA | Rp 16.542,00 | Rp 16.968,00 |
Bank sentral Jerman, Deutsche Bundesbank meriis data neraca perdagangan Negeri Bavarian. Per Juni 2018, Jerman mampu mencetak surplus EUR 19,3 miliar. Meski ekspor bergerak menyamping atau tumbuh 0% dan impor tumbuh 1,2%, Jerman tetap berhasil meraih surplus.
Ini didasari penyataan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan kembali defisit. "Menurut informasi, Juli akan defisit lagi. Kami akan lihat kinerjanya, kenapa defisit melulu?" tegasnya.
Belum lagi faktor cadangan devisa per Juli 2018 yang turun hingga US$ 1,5 miliar ke US$ 118,3 miliar. Kondisi ini menyebabkan pasar keuangan Indonesia kurang diapresiasi investor asing. Ini terlihat dari aliran modal asing yang keluar di bursa saham sesi I ini senilai Rp 355,01 miliar.
Situasi ini menyebabkan rupiah tidak memiliki pijakan menguat, sehingga euro kembali berjaya untuk hari ketiga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular