
AS-Iran Memanas, Yen Makin Kinclong terhadap Rupiah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 August 2018 12:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi global yang masih memanas mengakibatkan rupiah kembali loyo di hadapan yen pada siang ini. Pada Rabu (8/8/2018) pukul 11:46 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 129,67.
Rupiah melemah 0,06% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Dalam 1 bulan terakhir, rupiah terdepresiasi hingga 0,39%.
Di sisi lain, pelemahan ini mengakibatkan harga jual yen masih bertahan di atas Rp 133/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:40 WIB:
Perseteruan Amerika Serikat (AS) dan Iran menjadi biang keladi terganggunya stabilitas global. Terbaru, AS resmi menjatuhkan kembali sanksi kepada Negeri Persia berupa:
Apabila Iran tidak mau bernegosiasi, maka 4 November akan menjadi tenggat waktu untuk jatuhnya sanksi yang lebih berat. Setelah 4 November, Iran hampir muskil bisa melakukan ekspor minyak.
Negeri Persia sendiri tidak gentar. sejauh ini Teheran masih tenang menghadapi sanksi AS. Presiden Iran Hassan Rouhani justru menyebut sanksi AS sebagai pemersatu bangsa. "Memang akan ada tekanan karena sanksi ini. Namun kami akan melaluinya dengan persatuan," katanya.
Meningkatnya ketegangan itu mencitukan nyali investor sehingga mereka memburu instrumen minim risiko (safe haven) seperti yen. Yen pun didgaya terhadap mata uang global terutama dolar AS. Pada pukul 11:47 WIB, yen menguat 0,09% terhadap greenback.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Rupiah melemah 0,06% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Dalam 1 bulan terakhir, rupiah terdepresiasi hingga 0,39%.
![]() |
Di sisi lain, pelemahan ini mengakibatkan harga jual yen masih bertahan di atas Rp 133/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:40 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 126,65 | Rp 131,47 |
Bank BNI | Rp 126,37 | Rp 132,97 |
Bank BRI | Rp 128,35 | Rp 131,09 |
Bank BCA | Rp 126,56 | Rp 133,12 |
Perseteruan Amerika Serikat (AS) dan Iran menjadi biang keladi terganggunya stabilitas global. Terbaru, AS resmi menjatuhkan kembali sanksi kepada Negeri Persia berupa:
- Larangan pemerintah Iran membeli dolar AS, logam mulia, atau produk tambang lainnya
- Larangan masuk bagi orang-orang tertentu
- Larangan operasional kapal-kapal Iran di wilayah perairan AS
- Penjualan produk otomotif dan lainnya dari Iran
Apabila Iran tidak mau bernegosiasi, maka 4 November akan menjadi tenggat waktu untuk jatuhnya sanksi yang lebih berat. Setelah 4 November, Iran hampir muskil bisa melakukan ekspor minyak.
Negeri Persia sendiri tidak gentar. sejauh ini Teheran masih tenang menghadapi sanksi AS. Presiden Iran Hassan Rouhani justru menyebut sanksi AS sebagai pemersatu bangsa. "Memang akan ada tekanan karena sanksi ini. Namun kami akan melaluinya dengan persatuan," katanya.
Meningkatnya ketegangan itu mencitukan nyali investor sehingga mereka memburu instrumen minim risiko (safe haven) seperti yen. Yen pun didgaya terhadap mata uang global terutama dolar AS. Pada pukul 11:47 WIB, yen menguat 0,09% terhadap greenback.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular