
Rupiah Melemah, Harga Jual Dolar Australia Tembus Rp 10.800
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 August 2018 11:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah lagi-lagi tidak berdaya di hadapan dolar Australia pada siang ini. Peningkatan impor bijih besi China, disinyalir menjadi faktor yang menyebabkan pelemahan tersebut.
Pada Rabu (8/8/2018) pukul 11:17 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.725,21. Rupiah melemah 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Tren pelemahan yang terjadi mengakibatkan harga jual dolar Australia semakin mantap di atas Rp 10.800/AUD. Berikut data perdagangan dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:15 WIB:
Australia dikenal sebagai pengekspor utama bijih besi global. Hal ini terlihat dari statistik ekspor nasional sepanjang 2016-2017, di mana share ekspor komoditas ini secara keseluruhan mencapai 16,8% atau tertinggi dibandingkan komoditas lain.
Meningkatnya permintaan impor komoditas tersebut tentu akan menambah pundi-pundi valas. Terbaru, impor China terhadap komoditas tersebut per Juli 2018 mencapai 89,96 juta ton. Angka tersebut naik 5 juta ton lebih dibandingkan periode Juni.
Ini menjadi kabar baik bagi neraca perdagangan Negeri Kangguru karena berpeluang meningkatkan surplus perdagangan Australia pada Juli. Sebagai informasi, surplus perdagangan per Juni mencapai AUD 1,87 miliar. Di sisi lain, Indonesia justru mengalami hal sebaliknya.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, neraca perdagangan Indonesia akan kembali defisit pada Juli.
"Menurut informasi, Juli akan defisit lagi. Kami akan lihat kinerjanya, kenapa defisit melulu?" tegasnya.
Kondisi ini menyebabkan dolar Australia mendapatkan momentum penguatan, sehingga mampu menekan rupiah untuk kali ketiga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Rabu (8/8/2018) pukul 11:17 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.725,21. Rupiah melemah 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Tren pelemahan yang terjadi mengakibatkan harga jual dolar Australia semakin mantap di atas Rp 10.800/AUD. Berikut data perdagangan dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:15 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.509,00 | Rp 10.868,00 |
Bank BNI | Rp 10.583,00 | Rp 10.873,00 |
Bank BRI | Rp 10.646,95 | Rp 10.805,60 |
Bank BCA | Rp 10.587,00 | Rp 10.875,00 |
Australia dikenal sebagai pengekspor utama bijih besi global. Hal ini terlihat dari statistik ekspor nasional sepanjang 2016-2017, di mana share ekspor komoditas ini secara keseluruhan mencapai 16,8% atau tertinggi dibandingkan komoditas lain.
Meningkatnya permintaan impor komoditas tersebut tentu akan menambah pundi-pundi valas. Terbaru, impor China terhadap komoditas tersebut per Juli 2018 mencapai 89,96 juta ton. Angka tersebut naik 5 juta ton lebih dibandingkan periode Juni.
Ini menjadi kabar baik bagi neraca perdagangan Negeri Kangguru karena berpeluang meningkatkan surplus perdagangan Australia pada Juli. Sebagai informasi, surplus perdagangan per Juni mencapai AUD 1,87 miliar. Di sisi lain, Indonesia justru mengalami hal sebaliknya.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, neraca perdagangan Indonesia akan kembali defisit pada Juli.
"Menurut informasi, Juli akan defisit lagi. Kami akan lihat kinerjanya, kenapa defisit melulu?" tegasnya.
Kondisi ini menyebabkan dolar Australia mendapatkan momentum penguatan, sehingga mampu menekan rupiah untuk kali ketiga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular