
Ikuti Jejak Wall Street, Bursa Saham Asia Dibuka Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 August 2018 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,02%, indeks Kospi naik 0,24%, indeks Strait Times naik 1,55%, dan indeks Hang Seng naik 0,8%.
Bursa saham Benua Kuning mengikuti jejak Wall Street yang ditutup menguat pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,5%, indeks S&P 500 naik 0,28%, dan indeks Nasdaq naik 0,32%.
Saham Tesla yang melesat 10,99% menjadi salah satu motor utama penguatan Wall Street. Saham Tesla melonjak setelah sang CEO Elon Musk mengungkapkan rencananya untuk membuat perusahaan menjadi tertutup (private company).
"Saya sedang mempertimbangkan Tesla go private dengan (harga saham per unit) US$ 420. Pembiayaannya sudah aman," ungkapnya dalam cuitan di Twitter.
Selain itu, kondisi eksternal yang kondusif semakin menambah kepercayaan diri investor untuk kembali masuk ke bursa saham.
Walaupun AS sudah resmi memberlakukan sanksi ekonomi bagi Iran, belum ada luapan emosi dari kubu Iran. Hassan Rouhani, Presiden Iran, justru menyebut sanksi AS menjadi alat pemersatu bangsa.
"Memang akan ada tekanan karena sanksi ini. Namun kami akan melaluinya dengan persatuan," katanya, dikutip Reuters.
Selain itu, negara-negara lain tidak mengikuti langkah yang sama dengan AS dengan menjatuhkan sanksi.
"Banyak negara, termasuk dari Eropa, tidak sepakat dengan sanksi AS. Mereka tetap bersedia bekerja sama dengan Iran," ungkap seorang pejabat Iran, mengutip Reuters.
Pelaku pasar akan mencermati data ekspor-impor China periode Juli yang akan dirilis pada hari ini. Jika surplus dagang dengan AS semakin melebar, kekhawatiran mengenai perang dagang bisa kembali mencuat dan mendorong bursa saham Asia ke zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Bursa saham Benua Kuning mengikuti jejak Wall Street yang ditutup menguat pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,5%, indeks S&P 500 naik 0,28%, dan indeks Nasdaq naik 0,32%.
Selain itu, kondisi eksternal yang kondusif semakin menambah kepercayaan diri investor untuk kembali masuk ke bursa saham.
Walaupun AS sudah resmi memberlakukan sanksi ekonomi bagi Iran, belum ada luapan emosi dari kubu Iran. Hassan Rouhani, Presiden Iran, justru menyebut sanksi AS menjadi alat pemersatu bangsa.
"Memang akan ada tekanan karena sanksi ini. Namun kami akan melaluinya dengan persatuan," katanya, dikutip Reuters.
Selain itu, negara-negara lain tidak mengikuti langkah yang sama dengan AS dengan menjatuhkan sanksi.
"Banyak negara, termasuk dari Eropa, tidak sepakat dengan sanksi AS. Mereka tetap bersedia bekerja sama dengan Iran," ungkap seorang pejabat Iran, mengutip Reuters.
Pelaku pasar akan mencermati data ekspor-impor China periode Juli yang akan dirilis pada hari ini. Jika surplus dagang dengan AS semakin melebar, kekhawatiran mengenai perang dagang bisa kembali mencuat dan mendorong bursa saham Asia ke zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular