
Banyak yang Ambil Untung, IHSG Melemah 0,16%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 August 2018 16:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,16% pada perdagangan hari ini ke level 6.091,25. Pelemahan IHSG terjadi kala bursa saham utama kawasan Asia justru ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,69%, indeks Shanghai naik 2,74%, indeks Hang Seng naik 1,54%, indeks Strait Times naik 1,8%, dan indeks Kospi naik 0,6%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,87 triliun dengan volume sebanyak 9,11 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 399.556 kali.
Sempat menyentuh titik tertingginya di level 6.113,99 (+0,21% dibandingkan penutupan kemarin, 6/8/2018), IHSG tak kuasa bertahan di zona hijau. Aksi ambil untung melandasi pelemahan IHSG; kemarin, IHSG sudah menguat sebesar 1,56% sekaligus menjadikannya bursa saham dengan performa terbaik di kawasan Asia kala itu.
Terlebih, pada perdagangan hari ini sentimen dari sisi eksternal juga tak mendukung bagi investor untuk terus melakukan aksi beli. Sentimen yang dimaksud adalah panasnya hubungan antara AS dengan Iran.
Kemarin, pemerintahan AS sudah mengumumkan sanksi bagi Iran yang akan mulai berlaku pada hari ini. Sanski tersebut merupakan kelanjutan dari keputusan Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan terkait nuklir pada Mei silam.
Ketika resmi berlaku nantinya, Iran akan dilarang untuk membeli dolar AS, mencegahnya untuk membeli emas dan logam mulia lainnya. Sanski dari AS juga menyasar sektor otomotif dari Iran, serta melarang ekspor karpet Persia dan pistachio.
Pada akhir tahun, sanksi dari AS akan menyasar ekspor minyak yang merupakan tulang punggung perekonomian Iran. AS pun sudah mulai menebar ancaman guna membuat para sekutunya menghentikan pembelian minyak dari Iran jika tak ingin dikenai sanksi di sektor keuangan.
Tak hanya dengan Iran, hubungan AS dengan Korea Utara juga sedang tak kondusif, pasca Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Korea Utara inkonsisten dalam memenuhi komitmennya melakukan denuklirisasi.
"Pemimpin Kim sudah berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi. Namun mereka bertindak inkonsisten dengan komitmen itu," tegas Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, dikutip dari Reuters.
Saham-saham sektor jasa keuangan yang kemarin sudah banyak menguat menjadi sasaran jual investor. Indeks sektor jasa keuangan ditutup melemah sebesar 0,75%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.
Saham-saham sektor jasa keuangan yang diperdagangkan melemah diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-1,76%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,37%), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-1,22%).
Di sisi lain, laju IHSG tertolong oleh melesatnya harga saham emiten-emiten poultry yakni PT Malindo Feedmill Tbk/MAIN (+20,4%), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk/JPFA (+10,9%), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+3,01%).
Kenaikan harga day old chicks (DOC) dan broiler selama Juli 2018 menjadi pemicu investor memborong ketiga saham tersebut.
Berdasarkan riset Panin Sekuritas, harga DOC dan broiler naik pada bulan Juli 2018, baik secara bulanan maupun tahunan. Harga DOC mencapai Rp 5.531/kg atau naik 4,4% secara bulanan dan 44,9% secara tahunan. Harga DOC lantas berada dalam level tertinggi sepanjang 2018.
Sementara itu, harga broiler di bulan Juli 2018 mencapai Rp22.960/kg atau naik 6,2% secara bulanan. Sementara secara tahunan, harga broiler naik hingga 37,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,87 triliun dengan volume sebanyak 9,11 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 399.556 kali.
Sempat menyentuh titik tertingginya di level 6.113,99 (+0,21% dibandingkan penutupan kemarin, 6/8/2018), IHSG tak kuasa bertahan di zona hijau. Aksi ambil untung melandasi pelemahan IHSG; kemarin, IHSG sudah menguat sebesar 1,56% sekaligus menjadikannya bursa saham dengan performa terbaik di kawasan Asia kala itu.
Kemarin, pemerintahan AS sudah mengumumkan sanksi bagi Iran yang akan mulai berlaku pada hari ini. Sanski tersebut merupakan kelanjutan dari keputusan Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan terkait nuklir pada Mei silam.
Ketika resmi berlaku nantinya, Iran akan dilarang untuk membeli dolar AS, mencegahnya untuk membeli emas dan logam mulia lainnya. Sanski dari AS juga menyasar sektor otomotif dari Iran, serta melarang ekspor karpet Persia dan pistachio.
Pada akhir tahun, sanksi dari AS akan menyasar ekspor minyak yang merupakan tulang punggung perekonomian Iran. AS pun sudah mulai menebar ancaman guna membuat para sekutunya menghentikan pembelian minyak dari Iran jika tak ingin dikenai sanksi di sektor keuangan.
Tak hanya dengan Iran, hubungan AS dengan Korea Utara juga sedang tak kondusif, pasca Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Korea Utara inkonsisten dalam memenuhi komitmennya melakukan denuklirisasi.
"Pemimpin Kim sudah berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi. Namun mereka bertindak inkonsisten dengan komitmen itu," tegas Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, dikutip dari Reuters.
Saham-saham sektor jasa keuangan yang kemarin sudah banyak menguat menjadi sasaran jual investor. Indeks sektor jasa keuangan ditutup melemah sebesar 0,75%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.
Saham-saham sektor jasa keuangan yang diperdagangkan melemah diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-1,76%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,37%), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-1,22%).
Di sisi lain, laju IHSG tertolong oleh melesatnya harga saham emiten-emiten poultry yakni PT Malindo Feedmill Tbk/MAIN (+20,4%), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk/JPFA (+10,9%), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+3,01%).
Kenaikan harga day old chicks (DOC) dan broiler selama Juli 2018 menjadi pemicu investor memborong ketiga saham tersebut.
Berdasarkan riset Panin Sekuritas, harga DOC dan broiler naik pada bulan Juli 2018, baik secara bulanan maupun tahunan. Harga DOC mencapai Rp 5.531/kg atau naik 4,4% secara bulanan dan 44,9% secara tahunan. Harga DOC lantas berada dalam level tertinggi sepanjang 2018.
Sementara itu, harga broiler di bulan Juli 2018 mencapai Rp22.960/kg atau naik 6,2% secara bulanan. Sementara secara tahunan, harga broiler naik hingga 37,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular