
Politik Dunia Memanas Lagi, Yen Menekan Rupiah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
07 August 2018 11:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi global yang kurang kondusif akhir-akhir ini mendorong kurs rupiah kembali loyo di hadapan yen siang ini. Pada Selasa (7/8/2018) pukul 11:22 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 129,96.
Rupiah melemah 0,09% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Akibatnya, sejak awal tahun depresiasi rupiah telah mencapai 7,94%.
Pelemahan rupiah mengakibatkan harga jual yen kembali berada di atas Rp 133/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:03 WIB:
Ada tiga faktor yang mengganggu stabilitas perekonomian global dan menekan sentimen investor saat ini. Pertama, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memanas. Teranyar, pemerintah China berencana mengenakan bea masuk tambahan bagi produk AS senilai US$ 60 miliar.
Ini merupakan balasan atas rencana AS menargetkan bea masuk atas US$ 200 miliar produk China. Mengutip Reuters, bea masuk yang akan diterapkan China mencakup gas alam cair hingga pesawat. Aksi saling balas dendam ini berpotensi mengganggu tidak hanya ekonomi kedua negara tetapi juga dunia.
Kedua, potensi memanasnya kembali konflik antara AS dan Korea Utara (Korut). Laporan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) menyebutkan Korut belum menghentikan program nuklir mereka. Satelit mata-mata AS juga merekam aktivitas pengembangan misil balistik.
Pyongyang pun ditengarai masih menjual senjata secara ilegal ke luar negeri. Jika ini benar, maka bisa jadi AS kembali murka dan menyulut ketegangan dan bahkan perperangan dengan Korut.
Ketiga, ketegangan antara AS dan Iran. Sejauh ini, hubungan kedua negara jauh dari akur. Terbaru, Presiden Iran Hassan Rouhani menolak ajakan AS untuk berunding. Namun, Rouhani ogah karena sikap Trump yang secara sepihak membatalkan kesepakatan sebelumnya.
"Jika Anda menusuk orang dengan pisau dan kemudian ingin mengajaknya bicara, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mencabut pisaunya. Kami selalu terbuka untuk diplomasi dan perundingan, tetapi itu butuh kejujuran. Ajakan Trump hanya untuk konsumsi domestik jelang pemilu dan menciptakan kekacauan di Iran," papar Rouhani dalam sebuah wawancara televisi yang dikutip Reuters.
Akibat ketegangan-ketegangan tersebut, investor pun beralih dengan memburu instrumen minim risiko (safe haven) seperti yen dan berujung pada penguatan yen serta pelemahan rupiah siang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Rupiah melemah 0,09% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Akibatnya, sejak awal tahun depresiasi rupiah telah mencapai 7,94%.
Pelemahan rupiah mengakibatkan harga jual yen kembali berada di atas Rp 133/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:03 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 127,07 | Rp 131,90 |
Bank BNI | Rp 126,89 | Rp 133,49 |
Bank BRI | Rp 128,91 | Rp 131,64 |
Bank BCA | Rp 127,00 | Rp 133,55 |
Ada tiga faktor yang mengganggu stabilitas perekonomian global dan menekan sentimen investor saat ini. Pertama, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memanas. Teranyar, pemerintah China berencana mengenakan bea masuk tambahan bagi produk AS senilai US$ 60 miliar.
Ini merupakan balasan atas rencana AS menargetkan bea masuk atas US$ 200 miliar produk China. Mengutip Reuters, bea masuk yang akan diterapkan China mencakup gas alam cair hingga pesawat. Aksi saling balas dendam ini berpotensi mengganggu tidak hanya ekonomi kedua negara tetapi juga dunia.
Kedua, potensi memanasnya kembali konflik antara AS dan Korea Utara (Korut). Laporan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) menyebutkan Korut belum menghentikan program nuklir mereka. Satelit mata-mata AS juga merekam aktivitas pengembangan misil balistik.
Pyongyang pun ditengarai masih menjual senjata secara ilegal ke luar negeri. Jika ini benar, maka bisa jadi AS kembali murka dan menyulut ketegangan dan bahkan perperangan dengan Korut.
Ketiga, ketegangan antara AS dan Iran. Sejauh ini, hubungan kedua negara jauh dari akur. Terbaru, Presiden Iran Hassan Rouhani menolak ajakan AS untuk berunding. Namun, Rouhani ogah karena sikap Trump yang secara sepihak membatalkan kesepakatan sebelumnya.
"Jika Anda menusuk orang dengan pisau dan kemudian ingin mengajaknya bicara, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mencabut pisaunya. Kami selalu terbuka untuk diplomasi dan perundingan, tetapi itu butuh kejujuran. Ajakan Trump hanya untuk konsumsi domestik jelang pemilu dan menciptakan kekacauan di Iran," papar Rouhani dalam sebuah wawancara televisi yang dikutip Reuters.
Akibat ketegangan-ketegangan tersebut, investor pun beralih dengan memburu instrumen minim risiko (safe haven) seperti yen dan berujung pada penguatan yen serta pelemahan rupiah siang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular