
Melemah di Kurs Acuan, Rupiah Bisa Menguat di Pasar Spot
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 August 2018 10:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan melemah tipis. Hal serupa juga terjadi di pasar spot di mana rupiah melemah terbatas.
Pada Selasa (7/8/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate berada di Rp 14.485. Rupiah melemah tipis 0,03% dibandingkan hari sebelumnya. Namun sejak awal tahun, rupiah di kurs acuan sudah melemah 6,51%.
Sementara di pasar spot, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.477 pada pukul 10:08 WIB. Rupiah melemah tipis 0,08% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Di pasar spot, mata uang Asia bergerak variatif di hadapan dolar AS. Akan tetapi, meski melemah terbatas, rupiah menjadi mata uang dengan depresiasi terdalam kedua di Asia. Hanya ringgit Malaysia yang melemah lebih dalam.
Berikut perkembangan mata uang Asia di hadapan dolar AS pada pukul 10:09 WIB:
Setelah menguat berhari-hari (bahkan mungkin sejak awal tahun), dolar AS mulai terkoreksi. Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,04% pada pukul 10:13 WIB.
Maklum saja, dolar AS sudah menguat terlalu lama. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah naik 0,87%. Sementara selama sebulan ke belakang penguatannya adalah 1,36%, dan sejak awal tahun sudah naik 3,47%. Oleh karena itu, wajar bila dolar AS agak terkoreksi sebagai mekanisme penyehatan.
Pelemahan rupiah yang terbatas juga disebabkan oleh intervensi Bank Indonesia (BI). Seperti diketahui, BI melakukan upaya stabilisasi di pasar valas maupun obligasi negara.
Mengutip kajian Reuters, BI sepertinya akan menahan agar dolar AS tidak menguat terlalu tajam. Dolar AS kemungkinan akan ditahan dalam kisaran Rp 14.470-14.520.
Namun jika pelemahan dolar AS terus berlanjut, rupiah punya kemungkinan untuk menipiskan pelemahannya atau malah bisa saja berbalik menguat. Dengan syarat, arus modal diharapkan masuk ke pasar keuangan domestik.
Hari ini, pemerintah akan melelang sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Akan ada enam seri SBSN yang dilelang dan pemerintah mematok target indikatif sebesar Rp 4 triliun. Jika permintaan SBSN membludak, maka rupiah bisa mendapatkan momentum untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Selasa (7/8/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate berada di Rp 14.485. Rupiah melemah tipis 0,03% dibandingkan hari sebelumnya. Namun sejak awal tahun, rupiah di kurs acuan sudah melemah 6,51%.
Di pasar spot, mata uang Asia bergerak variatif di hadapan dolar AS. Akan tetapi, meski melemah terbatas, rupiah menjadi mata uang dengan depresiasi terdalam kedua di Asia. Hanya ringgit Malaysia yang melemah lebih dalam.
Berikut perkembangan mata uang Asia di hadapan dolar AS pada pukul 10:09 WIB:
Setelah menguat berhari-hari (bahkan mungkin sejak awal tahun), dolar AS mulai terkoreksi. Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,04% pada pukul 10:13 WIB.
Maklum saja, dolar AS sudah menguat terlalu lama. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah naik 0,87%. Sementara selama sebulan ke belakang penguatannya adalah 1,36%, dan sejak awal tahun sudah naik 3,47%. Oleh karena itu, wajar bila dolar AS agak terkoreksi sebagai mekanisme penyehatan.
Pelemahan rupiah yang terbatas juga disebabkan oleh intervensi Bank Indonesia (BI). Seperti diketahui, BI melakukan upaya stabilisasi di pasar valas maupun obligasi negara.
Mengutip kajian Reuters, BI sepertinya akan menahan agar dolar AS tidak menguat terlalu tajam. Dolar AS kemungkinan akan ditahan dalam kisaran Rp 14.470-14.520.
Namun jika pelemahan dolar AS terus berlanjut, rupiah punya kemungkinan untuk menipiskan pelemahannya atau malah bisa saja berbalik menguat. Dengan syarat, arus modal diharapkan masuk ke pasar keuangan domestik.
Hari ini, pemerintah akan melelang sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Akan ada enam seri SBSN yang dilelang dan pemerintah mematok target indikatif sebesar Rp 4 triliun. Jika permintaan SBSN membludak, maka rupiah bisa mendapatkan momentum untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular