
Nantikan Rilis Pertumbuhan Ekonomi, IHSG Dibuka di Zona Hijau
Anthony Kevin & Roy Franedya, CNBC Indonesia
06 August 2018 09:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,3% ke level 6.025 pada perdagangan pertama di pekan ini. Penguatan IHSG mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,05%, indeks Kospi naik 0,04%, indeks Hang Seng naik 0,76%, dan indeks Strait Times naik 0,58%.
Penguatan rupiah seolah tak menghentikan investor untuk melakukan aksi beli di pasar saham. Pada pagi hari ini, rupiah melemah 0,07% di pasar spot melawan dolar AS ke level Rp 14.480. Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang kuat, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang naik sebesar 0,09%.
Kuatnya posisi dolar AS didorong oleh turunnya tingkat pengangguran pada bulan Juli ke level 3,9%, dari yang sebelumnya 4% pada bulan Juni. Kuatnya data tenaga kerja ini lantas kembali meyakinkan pelaku pasar bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 4 kali pada tahun ini.
Di sisi lain, investor menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 sebesar 5,125% YoY, lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar 5,06% YoY maupun kuartal II-2017 yaitu 5,01% YoY.
Momentum Ramadan-Idul Fitri yang jatuh pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni diperkirakan menjadi motor pertumbuhan ekonomi RI kuartal lalu. Periode Ramadhan-Idul Fitri memang merupakan puncak dari konsumsi masyarakat Indonesia dan sangat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi eksternal, risiko bagi IHSG datang dari perang dagang antara AS dengan China yang semakin memanas dan tensi geopolitik antara AS dengan Korea Utara yang juga memanas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Penguatan rupiah seolah tak menghentikan investor untuk melakukan aksi beli di pasar saham. Pada pagi hari ini, rupiah melemah 0,07% di pasar spot melawan dolar AS ke level Rp 14.480. Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang kuat, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang naik sebesar 0,09%.
Kuatnya posisi dolar AS didorong oleh turunnya tingkat pengangguran pada bulan Juli ke level 3,9%, dari yang sebelumnya 4% pada bulan Juni. Kuatnya data tenaga kerja ini lantas kembali meyakinkan pelaku pasar bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 4 kali pada tahun ini.
Momentum Ramadan-Idul Fitri yang jatuh pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni diperkirakan menjadi motor pertumbuhan ekonomi RI kuartal lalu. Periode Ramadhan-Idul Fitri memang merupakan puncak dari konsumsi masyarakat Indonesia dan sangat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi eksternal, risiko bagi IHSG datang dari perang dagang antara AS dengan China yang semakin memanas dan tensi geopolitik antara AS dengan Korea Utara yang juga memanas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular