
Inflasi UE Diramal Naik, Euro Menguat 0,17% Lawan Rupiah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
03 August 2018 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah 4 hari berturut-turut berjaya, hari ini nilai tukar rupiah loyo di hadapan mata uang euro. Rilis data indeks harga produsen disinyalir ikut mempengaruhi sentimen di pasar sehingga euro mampu bangkit.
Pada Jumat (3/8/2018) pukul 14:20 WIB, 1 euro dibanderol Rp 16.788,1. Rupiah melemah 0,17% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pelemahan rupiah mendorong harga jual euro kembali mengintip posisi Rp 17.000/EUR. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 14:05 WIB:
Euro Statistics merilis tingkat harga produsen di Uni-Eropa per Juni tumbuh hingga 3,6% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka itu lebih tinggi dari konsensus Reuters pada 3,5%. Bahkan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, angka ini tumbuh hampir dua kali lipatnya.
Kenaikan harga di tingkat produsen disinyalir dipicu ekspektasi pasar atas harga barang. Survei Direktorat Umum Bagian Ekonomi dan Keuangan Uni-Eropa Juni menunjukkan indeks perkiraan harga jual (selling price expectation) tumbuh ke 10,1 atau naik 3,3 poin dari posisi Juli 2017 (6,8).
Kenaikan ini mengindikasikan bahwa tingkat inflasi di Benua Biru itu bisa meningkat. Sebagai informasi, tingkat inflasi Juni tumbuh 2,1% YoY. Besar kemungkinan, inflasi Juli akan terakselerasi akibat kenaikan harga di tingkat produsen tersebut.
Hal ini lantas mendorong pelaku pasar bertanya-tanya apakah bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan menaikkan suku bunga acuannya. Sebelumnya pada 14 Juni, ECB menahan suku bunga acuan di kisaran 0%.
Dengan ekspektasi inflasi akan lebih tinggi, ECB bisa menaikkan suku bunga acuan karena inflasi Juni telah melebihi target ECB sebesar 2%. Ini memicu spekulasi euro akan menguat dan mendorong investor mengoleksi mata uang itu hingga menekan mata uang lain. termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Jumat (3/8/2018) pukul 14:20 WIB, 1 euro dibanderol Rp 16.788,1. Rupiah melemah 0,17% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 16.547,00 | Rp 16.966,00 |
Bank BNI | Rp 16.583,00 | Rp 16.999,00 |
Bank BRI | Rp 16.659,40 | Rp 16.931,70 |
Bank BCA | Rp 16.555,00 | Rp 16.981,00 |
Euro Statistics merilis tingkat harga produsen di Uni-Eropa per Juni tumbuh hingga 3,6% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka itu lebih tinggi dari konsensus Reuters pada 3,5%. Bahkan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, angka ini tumbuh hampir dua kali lipatnya.
Kenaikan ini mengindikasikan bahwa tingkat inflasi di Benua Biru itu bisa meningkat. Sebagai informasi, tingkat inflasi Juni tumbuh 2,1% YoY. Besar kemungkinan, inflasi Juli akan terakselerasi akibat kenaikan harga di tingkat produsen tersebut.
Hal ini lantas mendorong pelaku pasar bertanya-tanya apakah bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan menaikkan suku bunga acuannya. Sebelumnya pada 14 Juni, ECB menahan suku bunga acuan di kisaran 0%.
Dengan ekspektasi inflasi akan lebih tinggi, ECB bisa menaikkan suku bunga acuan karena inflasi Juni telah melebihi target ECB sebesar 2%. Ini memicu spekulasi euro akan menguat dan mendorong investor mengoleksi mata uang itu hingga menekan mata uang lain. termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular