Sentimen Eksternal Lebih Dominan, IHSG Melemah 0,21%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 August 2018 12:07
IHSG melemah 0,21% sampai dengan akhir sesi 1 ke level 5.998,85.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,21% sampai dengan akhir sesi 1 ke level 5.998,85. Pelemahan IHSG terjadi kala bursa saham utama kawasan Asia diperdagangkan bervariasi: indeks Nikkei naik 0,04%, indeks Shanghai naik 0,08%, indeks Kospi naik 0,59%, indeks Hang Seng turun 0,13%, dan indeks Strait Times turun 0,2%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 19,37 triliun dengan volume sebanyak 6,92 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 195.482 kali.

Sentimen negatif dari sisi eksternal yakni memanasnya perang dagang antara AS dan China terbukti lebih dominan dalam mendikte jalannya perdagangan sampai akhir sesi pertama. Di tengah ancaman AS, China tidak menunjukkan sikap gentar.

"Kami menyarankan AS memperbaiki sikap mereka dan tidak lagi melakukan pemerasan. Itu tidak akan berhasil," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters.

"Kami berharap mereka yang terlibat dalam penyusunan kebijakan perdagangan di AS untuk tetap tenang. Dengarkanlah suara konsumen AS dan komunitas internasional," tutur Wang Yi, Anggota Dewan Negara China, masih mengutip Reuters.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta pejabat tinggi bidang perdagangan untuk mempertimbangkan menaikkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) menjadi 25%, dari yang sebelumnya direncanakan hanya sebesar 10%, menurut pengumuman Kantor Perwakilan Perdagangan AS pada hari Rabu (1/8/2018).

Lebih lanjut, hasil pertemuan dari Bank of England (BoE) tak direspon positif oleh pasar. Kemarin (2/8/2018), BoE mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 0,75%.

Kenaikan suku bunga acuan justru dikhawatirkan menekan perekonomian Inggris. Terlebih, peluang dari kegagalan tercapainya kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa juga masih sangat besar.

Di sisi lain, sentimen positif bagi IHSG datang dari rencana pemerintah menerapkan wajib bauran minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sebanyak 20% untuk solar. Kebijakan yang dikenal dengan istilah B20 ini berpotensi meningkatkan permintaan CPO domestik kala permintaan dari luar negeri cenderung lesu.

Akibatnya, saham-saham emiten CPO melesat naik pada hari ini, seperti PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk/LSIP (+6,11%), PT Tunas Baru Lampung Tbk/TBLA (+5,88%), PT Salim Ivomas Pratama Tbk/SIMP (+4,84%), PT Astra Agro Lestari Tbk/AALI (+3,11%), dan PT Eagle High Plantations Tbk/BWPT (+2,97%).

Seiring dengan kenaikan harga saham emiten-emiten CPO, indeks sektor agrikultur menguat sebesar 2,32%, menjadikannya sektor dengan kinerja terbaik sejauh ini.

Selain itu, sentimen positif bagi IHSG juga datang dari harga saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang sempat melesat hingga 4,18%. Kenaikan harga saham BDMN datang seiring dengan langkah MUFG Bank yang merealisasikan rencananya untuk meningkatkan kepemilikan atas Bank Danamon menjadi 40%. Sebelumnya pada akhir Juli, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang telah memberikan persetujuan terkait hal tersebut.

Pada pukul 09:01, terdapat 2 transaksi di pasar negosiasi atas saham BDMN dengan jumlah unit dan harga yang sama, yakni masing-masing sebesar 915,33 juta unit dan Rp 8.921/unit. Jika dihitung, nilai dari transaksi tersebut mencapai Rp 16,3 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular