Rupiah Kembali Terperosok Terhadap Yen, Mencapai Hari Ke-6

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
03 August 2018 12:04
Selama 6 hari berturut-turut rupiah melemah terhadap yen Jepang menyusul situasi global yang kurang kondusif,.
Foto: REUTERS/Shohei Miyano
Jakarta, CNBC Indonesia - Siang ini, selama 6 hari berturut-turut rupiah melemah di hadapan yen Jepang. Situasi global yang kurang kondusif, menyebabkan permintaan terhadap yen meningkat sehingga menekan nilai tukar rupiah. 

Pada Jumat (3/8/2018) pukul 11:23 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 129,71. Rupiah melemah 0,09% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Dalam setahun, depresiasi rupiah telah menyentuh 7,14%.  

Bagi anda yang memegang mata uang Jepang ini, maka gain yang didapat dari selisih kurs melebihi bunga deposito bank dengan tenor yang sama. 
Rupiah Kembali Terperosok Terhadap Yen, Mencapai Hari Ke-6Sumber: Reuters
Pelemahan ini menyebabkan harga jual yen terus melonjak dan menembus di atas Rp 133/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:26 WIB: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 126,87Rp 131,68
Bank BNIRp 126,44Rp 133,04
Bank BRIRp 128,09Rp 130,80
Bank BCARp 126,40Rp 132,95

Isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memang sukses memicu kekhawatiran investor. Munculnya isu ini tidak lepas dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea impor tambahan bagi produk China.
 

Trump telah meminta pejabat tinggi bidang perdagangan untuk mengkaji kenaikan bea masuk terhadap importasi produk China senilai US$ 200 miliar (Rp 2.889 triliun) dari 10% menjadi 25%.  Di tengah ancaman tersebut, China tidak menunjukkan sikap gentar.

"Kami menyarankan AS memperbaiki sikap mereka dan tidak lagi melakukan pemerasan. Itu tidak akan berhasil," tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dikutip dari Reuters.
 

Aksi saling balas komentar ini memicu kekhawatiran investor akan kembali memanasnya tensi antar kedua negara pasca penerapan tarif bea impor pada awal Juli lalu. Belum cukup perang dagang, ancaman perang sungguhan pun berpotensi terjadi.

Mengutip Reuters, beberapa pejabat di Washington menyebutkan bahwa Iran akan melaksanakan latihan militer besar-besaran dalam waktu dekat. 

"Kami menyadari ada peningkatan operasi Iran di Teluk Arab, Selat Hormuz, dan Teluk Oman. Kami memonitor dengan seksama dan akan bekerja sama dengan mitra kami di sana untuk memastikan kelancaran arus perdagangan melalui jalur laut," ungkap Juru Bicara Pusat Komando AS Bill Urban yang membawahi pasukan AS di Timur Tengah. 

Sumber lain di pemerintahan AS mengungkapkan bahwa Teheran menyiapkan lebih dari 100 kapal perang untuk latihan militer. Tidak hanya itu, ratusan prajurit Angkatan Darat juga disiagakan. Para sumber itu menyebutkan latihan militer akan dimulai dalam 48 jam ke depan.  

Tindakan Iran tersebut bisa memantik ketegangan di timur tengah, sehingga investor pun semakin tidak tenang. Kondisi ini menyebabkan safe haven asset laris manis di pasaran. 

Permintaan terhadap yen Jepang pun meningkat, sehingga mendorong penguatan mata uang tersebut di hadapan mata uang global termasuk rupiah. Mata uang garuda pun terperosok selama 6 hari berturut-turut. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular