Rupiah Menguat 0,11% Terhadap Euro Siang Ini

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
02 August 2018 14:37
Rupiah menguat terhadap euro siang ini, sehingga rupiah mampu berjaya terhadap mata uang tersebut selama 4 hari berturut-turut.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali bergerak menguat di hadapan euro siang ini. Penguatan ini membuat rupiah mampu berjaya terhadap mata uang tersebut selama 4 hari berturut-turut. Pada Kamis (2/8/2018) pukul 14:20 WIB, 1 euro dibanderol Rp 16.809,75.

Rupiah menguat 0,11% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
 Sementara itu, penguatan yang terjadi mendorong harga jual euro kembali di bawah Rp 17.000/EUR. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 14:05 WIB:
BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 16.580,00Rp 17.000,00
Bank BNIRp 16.645,00Rp 17.061,00
Bank BRIRp 16.744,07Rp 16.954,94
Bank BCARp 16.629,00Rp 17.057,00
Penguatan rupiah terjadi menyusul aliran modal asing ke Indonesia. Di bursa saham, aksi beli investor asing begitu mendominasi. Hingga pukul 14:08 WIB, nilainya telah mencapai Rp 176,46 miliar. Derasnya aliran modal asing, ditengarai dipicu optimalisasi program biodiesel B-20 oleh pemerintah Indonesia. 

Program ini merupakan terobosan pemerintah guna mengoptimalkan sumber daya sawit nasional. Menurut Presiden Joko Widodo, program ini memaksimalkan penggunaan biodesel dengan campuran 20% minyak sawit.  

Hal ini menggembirakan bagi industri kelapa sawit karena produksi mereka akan lebih banyak diserap, sehingga mendorong peningkatan pendapatan. Investor membaca situasi ini sebagai peluang meraih gain. Akibatnya, saham perkebunan pun diburu dan mendorong kenaikan indeks sektor ini.

Hingga pukul 14:14 WIB, kenaikan indeks tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan sektor lain yakni sebesar 3,33%.
 Aliran modal asing yang masuk menjadi modal bagi rupiah menguat terhadap euro. Pasalnya, kondisi ekonomi di Benua Biru terkini belum memberi sentimen positif bagi mata uang ini.  

Terbaru, rilis data perkembangan sektor manufaktur cenderung stagnan. Indeks manufaktur (Markit Mfg Final PMI) Juli 2018 tercatat sebesar 55,1 atau sama seperti bulan sebelumnya. Stagnasi yang terjadi, bisa menjadi sentimen negatif di pasar.  

Akibatnya, euro pun melemah terhadap mata uang global. Pada pukul 14:19 WIB, euro melemah 0,26% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan ini ikut menjalar ke mata uang lain seperti rupiah, sehingga mata uang garuda mampu menguat 4 hari berturut-turut.   

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/wed) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular