Perang Dagang Memanas, Yen Libas Rupiah 0,28%

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
02 August 2018 11:31
Isu perang dagang membuat rupiah loyo di hadapan yen Jepang hari ini. Akibatnya, depresiasi rupiah berlanjut hingga 3 hari berurutan.
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Isu perang dagang yang kembali mencuat membuat rupiah loyo di hadapan yen Jepang hari ini. Akibatnya, depresiasi rupiah berlanjut hingga 3 hari berturut-turut.   

Pada Kamis (2/8/2018) pukul 11:10 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 129,55. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Pelemahan ini menyebabkan depresiasi rupiah sejak awal tahun mencapai 7,6%. 
Perang Dagang Memanas, Yen Menguat dan Libas Rupiah 0,28%Sumber: Reuters
Pelemahan ini menyebabkan harga jual yen kembali menembus di atas Rp 132/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:15 WIB:
BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 126,02Rp 130,81
Bank BNIRp 126,06Rp 132,66
Bank BRIRp 127,84Rp 130,55
Bank BCARp 126,21Rp 132,76
Reuters melaporkan, seorang sumber mengungkap bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan segera mengumumkan aturan pengenaan bea masuk baru terhadap produk impor asal China senilai US$200 miliar. Tarifnya bukan lagi 10% seperti rencana awal, tetapi 25%. 

Produk-produk yang akan kena bea masuk 25% itu antara lain makanan jadi, produk kimia, makanan anjing, furnitur, karpet, ban mobil, sarung tangan bisbol, sampai produk kecantikan. Meski harus melalui proses dengar pendapat, rencana itu membuat investor global cemas.
 

"Kemungkinan kenaikan tarif bea masuk itu bertujuan untuk mendorong China agar mengubah kebijakannya supaya dapat menciptakan pasar lebih adil dan bermanfaat bagi seluruh warga AS," tegas Kepala US Trade Representative Robert Lighthizer dalam pernyataan tertulis, dikutip Reuters.
  

Beijing pun merespons dengan keras. Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menilai langkah AS sebagai bentuk pemerasan. China pun siap membalas jika AS betul-betul memberlakukan bea masuk baru bagi produk asal Negeri Tirai Bambu. 

"Tekanan dan pemerasan AS tidak akan berpengaruh. Jika AS benar-benar menempuh kebijakan lanjutan, maka China akan melakukan balasan untuk melindungi kepentingan nasional," kata Geng, mengutip Reuters. 


Perang dagang adalah isu besar yang mempengaruhi prospek ekonomi dunia. Ketika perdagangan dunia bermasalah akibat aksi saling proteksi, pertumbuhan ekonomi pun terancam. Karenanya, investor kembali mengoleksi instrumen safe haven seperti yen. 
 

Pada pukul 11:16 WIB, yen menguat 0,13% terhadap dolar AS. Kondisi tersebut ikut menulari mata uang global lainnya termasuk rupiah. Akibatnya, rupiah pun kembali melemah selama 3 hari berturut-turut. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular