
Fokus Investor
Jelang Pembukaan Bursa, Simak Lagi Kabar dari 7 Emiten Ini
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 August 2018 07:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen laporan keuangan tampak meninggalkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Rabu (1/8/2018), kemarin. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hri Rabu dimotori oleh faktor pengumuman angka inflasi.
Selain itu, beberapa kabar dari emiten disampaikan kemarin dan dapat menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi hari ini.
CNBC Indonesia merangkumnya untuk Anda sebagai berikut.
1. Bisnis Gas Moncer, Laba Bersih ESSA Naik 255%
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) pada semester I-2018 membukukan laba bersih sebesar US$3,8 juta atau setara Rp 54,34 miliar. Nilai tersebut meningkat 255,14% dibandingkan Juni 2017 yang mencapai US$1,07 juta.
Peningkatan laba ditopang peningkatan pendapatan sebesar 54,73% menjadi US$23,24 juta, naik signifikan dibandingkan Juni 2017 yang mencapai US$15,02 juta.
2. Emas Laris Manis, Penjualan Antam Naik 293% Jadi Rp 12 T
PT Antam (Persero) Tbk (ANTM) mencatat penjualan bersih selama semester I-2018 sebesar Rp 11,85 triliun. Nilai tersebut meningkat 293% dibandingkan penjualan pada semester pertama tahun 2017 sebesar Rp3,01 triliun.
Penjualan emas mencapai 13.760 kg (442.394 oz) atau naik 317% dibandingkan penjualan emas pada semester I-2017. Sedangkan dari sisi nilai, penjualan emas tersebut mencapai Rp 8,2 triliun atau 69% dari total nilai penjualan perusahaan.
3. Kisruh AISA, OJK Belum Bisa Buat Keputusan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih perlu melakukan peninjauan atas kisruh yang terjadi atas emiten PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Pasalnya sampai saat ini perusahaan masih belum menyampaikan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pekan lalu.
4. Adaro Resmi Akuisisi Tambang Rio Tinto di Australia
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) resmi merampungkan proses akuisisi tambang milik Rio Tinto di Australia, yakni Kestrel Coal Mine (Kestrel). Setelah transaksi ini kepemilikan perusahaan pada tambang produsen kokas tersebut menjadi sebesar 80%.
5. Tingkatkan Efisiensi, Laba Ramayana Naik 31,8% Jadi Rp 486 M
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mengalami peningkatan laba bersih sepanjang semester I-2018 sebesar 31,81%. Nilai tersebut naik menjadi Rp 486,09 miliar dari sebelumnya pada semester I-2017 berjumlah sebesar Rp 368,77 miliar.
Kenaikan laba bersih didorong oleh meningkatnya penjualan perusahaan. Meski tipis, jumlah tersebut naik 0,89% menjadi Rp 3,49 triliun dari sebelumnya Rp 3,46 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
6. Juni 2018, Kerugian IBF Finance Membesar Jadi Rp 72,5 Miliar
PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) masih mencatatkan kerugian. Bahkan pada Semester I-2018 rugi bersih IBFN membengkak menjadi Rp 72,5 miliar. Padahal semester I-2017 perusahaan rugi Rp 29,17 miliar. Kerugian tersebut dikarenakan pendapatan perusahaan turun drastis dari Rp 51,97 miliar menjadi minus Rp 41,11 miliar.
7. Genjot Bisnis, Chandra Asri Dapat Utang dari Bank Rp 14,75 T
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) memperoleh pendanaan dari sejumlah bank mencapai US$1,05 miliar (Rp 14,75 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/dolar). Penerimaan pembiayaan ini salah satunya ditujukan untuk mengurangi resiko fluktuasi valuta asing.
(prm) Next Article Saham Tambang Berguguran, Saat IHSG Tergelincir
Selain itu, beberapa kabar dari emiten disampaikan kemarin dan dapat menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi hari ini.
CNBC Indonesia merangkumnya untuk Anda sebagai berikut.
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) pada semester I-2018 membukukan laba bersih sebesar US$3,8 juta atau setara Rp 54,34 miliar. Nilai tersebut meningkat 255,14% dibandingkan Juni 2017 yang mencapai US$1,07 juta.
Peningkatan laba ditopang peningkatan pendapatan sebesar 54,73% menjadi US$23,24 juta, naik signifikan dibandingkan Juni 2017 yang mencapai US$15,02 juta.
2. Emas Laris Manis, Penjualan Antam Naik 293% Jadi Rp 12 T
PT Antam (Persero) Tbk (ANTM) mencatat penjualan bersih selama semester I-2018 sebesar Rp 11,85 triliun. Nilai tersebut meningkat 293% dibandingkan penjualan pada semester pertama tahun 2017 sebesar Rp3,01 triliun.
Penjualan emas mencapai 13.760 kg (442.394 oz) atau naik 317% dibandingkan penjualan emas pada semester I-2017. Sedangkan dari sisi nilai, penjualan emas tersebut mencapai Rp 8,2 triliun atau 69% dari total nilai penjualan perusahaan.
3. Kisruh AISA, OJK Belum Bisa Buat Keputusan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih perlu melakukan peninjauan atas kisruh yang terjadi atas emiten PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Pasalnya sampai saat ini perusahaan masih belum menyampaikan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pekan lalu.
4. Adaro Resmi Akuisisi Tambang Rio Tinto di Australia
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) resmi merampungkan proses akuisisi tambang milik Rio Tinto di Australia, yakni Kestrel Coal Mine (Kestrel). Setelah transaksi ini kepemilikan perusahaan pada tambang produsen kokas tersebut menjadi sebesar 80%.
5. Tingkatkan Efisiensi, Laba Ramayana Naik 31,8% Jadi Rp 486 M
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mengalami peningkatan laba bersih sepanjang semester I-2018 sebesar 31,81%. Nilai tersebut naik menjadi Rp 486,09 miliar dari sebelumnya pada semester I-2017 berjumlah sebesar Rp 368,77 miliar.
Kenaikan laba bersih didorong oleh meningkatnya penjualan perusahaan. Meski tipis, jumlah tersebut naik 0,89% menjadi Rp 3,49 triliun dari sebelumnya Rp 3,46 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
6. Juni 2018, Kerugian IBF Finance Membesar Jadi Rp 72,5 Miliar
PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) masih mencatatkan kerugian. Bahkan pada Semester I-2018 rugi bersih IBFN membengkak menjadi Rp 72,5 miliar. Padahal semester I-2017 perusahaan rugi Rp 29,17 miliar. Kerugian tersebut dikarenakan pendapatan perusahaan turun drastis dari Rp 51,97 miliar menjadi minus Rp 41,11 miliar.
7. Genjot Bisnis, Chandra Asri Dapat Utang dari Bank Rp 14,75 T
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) memperoleh pendanaan dari sejumlah bank mencapai US$1,05 miliar (Rp 14,75 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/dolar). Penerimaan pembiayaan ini salah satunya ditujukan untuk mengurangi resiko fluktuasi valuta asing.
(prm) Next Article Saham Tambang Berguguran, Saat IHSG Tergelincir
Most Popular