
Nantikan Hasil Pertemuan The Fed, Wall Street Akan Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 August 2018 18:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan cenderung dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan penurunan masing-masing sebesar 9 poin dan 0,2 poin pada saat pembukaan, sementara Nasdaq diimplikasikan naik sebesar 19 poin.
Pelaku pasar nampak cemas menantikan hasil pertemuan the Federal Reserve yang akan diumumkan pada pukul 01:00 WIB (2/8/2018). Walaupun tingkat suku bunga acuan diprediksi masih akan ditahan di level saat ini, pelaku pasar akan mencari petunjuk mengenai arah kebijakan bank sentral kedepannya melalui pernyataan resmi dari mereka.
Ada ketakutan bahwa potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali akan semakin nyata selepas pertemuan yang berlangsung selama 2 hari tersebut. Jika normalisasi dari the Fed kelewat kencang, maka bukan tak mungkin pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam bisa melambat secara signfikan, mengingat perang dagang dengan China masih membara.
Teranyar, seorang sumber mengatakan bahwa AS berencana untuk mengenakan 25% tarif bagi barang-barang impor asal China senilai US$ 200 miliar, seperti dikutip dari CNBC International. Kebijakan ini bisa diumumkan paling cepat pada hari ini.
Sebelumnya, tarif yang rencananya dikenakan hanyalah 10% dan menyasar barang-barang yang masuk dalam program Made in China 2025, sebuah rencana strategis Beijing untuk membuat China menjadi pemimpin industri-industri penting dunia, termasuk teknologi.
Keputusan AS ini jelas akan membuat panas kubu China dan mungkin akan semakin menjauhkan kedua pihak dari kesepakatan.
Padahal, sebelum berita ini beredar tersiar kabar bahwa Amerika Serikat (AS) dan China sedang mencoba membuka kembali negosiasi di bidang perdagangan, menurut laporan Bloomberg News yang dikutip CNBC International hari Selasa (31/7/2018).
Kabar tersebut mengatakan perwakilan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He sedang berbicara secara pribadi, menurut sumber-sumber yang mengetahui hal tersebut.
Mnuchin sempat menyatakan kepada CNBC International pekan lalu bahwa ada upaya lanjutan berupa beberapa pembicaraan diam-diam dengan China mengenai hubungan perdagangan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
Sisi positifnya, kinerja Wall Street terutama indeks Nasdaq akan ditopang oleh saham Apple. Dalam perdagangan selepas jam perdagangan reguler (after-hours trading), saham raksasa teknologi ini menguat hingga 3,79% ke level US$ 197,5/saham.
Kenaikan harga saham Apple didukung oleh kinerja keuangan yang solid. Sepanjang kuartal-III tahun fiskal berjalan, pendapatan tercatat sebesar US$ 53,3 miliar dan laba per saham sebesar US$ 2,34, mengalahkan konsensus yang dihimpun Reuters masing-masing sebesar US$ 52,3 miliar dan US$ 2,18.
Penjualan ponsel pintar iPhone pada periode tersebut yang sebanyak 41,3 juta unit sebenarnya tak banyak berubah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, rata-rata harga penjualan (average selling price) naik tinggi menjadi US$ 724. Peningkatan rata-rata harga penjualan ditopang oleh tingginya harga iPhone X yang dijual mulai dari US$ 999/unit.
Pada pukul 19:15, data penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Juli versi ADP akan dumumkan, disusul oleh rilis pembacaan akhir data Markit Manufacturing PMI periode Juli pada pukul 20:45.
Pada pukul 21:00, data pertumbuhan belanja konstruksi periode Juni dan ISM Manufacturing periode Juli akan dirilis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Pelaku pasar nampak cemas menantikan hasil pertemuan the Federal Reserve yang akan diumumkan pada pukul 01:00 WIB (2/8/2018). Walaupun tingkat suku bunga acuan diprediksi masih akan ditahan di level saat ini, pelaku pasar akan mencari petunjuk mengenai arah kebijakan bank sentral kedepannya melalui pernyataan resmi dari mereka.
Ada ketakutan bahwa potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali akan semakin nyata selepas pertemuan yang berlangsung selama 2 hari tersebut. Jika normalisasi dari the Fed kelewat kencang, maka bukan tak mungkin pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam bisa melambat secara signfikan, mengingat perang dagang dengan China masih membara.
Sebelumnya, tarif yang rencananya dikenakan hanyalah 10% dan menyasar barang-barang yang masuk dalam program Made in China 2025, sebuah rencana strategis Beijing untuk membuat China menjadi pemimpin industri-industri penting dunia, termasuk teknologi.
Keputusan AS ini jelas akan membuat panas kubu China dan mungkin akan semakin menjauhkan kedua pihak dari kesepakatan.
Padahal, sebelum berita ini beredar tersiar kabar bahwa Amerika Serikat (AS) dan China sedang mencoba membuka kembali negosiasi di bidang perdagangan, menurut laporan Bloomberg News yang dikutip CNBC International hari Selasa (31/7/2018).
Kabar tersebut mengatakan perwakilan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He sedang berbicara secara pribadi, menurut sumber-sumber yang mengetahui hal tersebut.
Mnuchin sempat menyatakan kepada CNBC International pekan lalu bahwa ada upaya lanjutan berupa beberapa pembicaraan diam-diam dengan China mengenai hubungan perdagangan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
Sisi positifnya, kinerja Wall Street terutama indeks Nasdaq akan ditopang oleh saham Apple. Dalam perdagangan selepas jam perdagangan reguler (after-hours trading), saham raksasa teknologi ini menguat hingga 3,79% ke level US$ 197,5/saham.
Kenaikan harga saham Apple didukung oleh kinerja keuangan yang solid. Sepanjang kuartal-III tahun fiskal berjalan, pendapatan tercatat sebesar US$ 53,3 miliar dan laba per saham sebesar US$ 2,34, mengalahkan konsensus yang dihimpun Reuters masing-masing sebesar US$ 52,3 miliar dan US$ 2,18.
Penjualan ponsel pintar iPhone pada periode tersebut yang sebanyak 41,3 juta unit sebenarnya tak banyak berubah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, rata-rata harga penjualan (average selling price) naik tinggi menjadi US$ 724. Peningkatan rata-rata harga penjualan ditopang oleh tingginya harga iPhone X yang dijual mulai dari US$ 999/unit.
Pada pukul 19:15, data penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Juli versi ADP akan dumumkan, disusul oleh rilis pembacaan akhir data Markit Manufacturing PMI periode Juli pada pukul 20:45.
Pada pukul 21:00, data pertumbuhan belanja konstruksi periode Juni dan ISM Manufacturing periode Juli akan dirilis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular