
Perang Dagang Kembali Mencuat, Bursa Hong Kong Koreksi Tipis
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
01 August 2018 11:47

Jakarta, CNCB Indonesia - Kinerja bursa saham Hong Kong pada perdagangan siang ini cenderung flat. Investor tampaknya kecewa dengan sikap Amerika Serikat (AS) yang berniat merapkan tarif impor terhadap produk-produk China yang kembali menaikkan tensi perang dagang.
Indeks Hang Seng terkoreksi tipis 7,45 poin ke level 28.575,47.
AS yang kembali memanaskan perang dagang dengan China. Mengutip CNBC International, seorang sumber mengatakan bahwa AS berencana untuk mengenakan 25% tarif bagi barang-barang impor asal China senilai US$ 200 miliar. Kebijakan ini bisa diumumkan paling cepat pada hari ini.
Sebelumnya, tarif yang rencananya dikenakan hanyalah 10% dan menyasar barang-barang yang masuk dalam program Made in China 2025, sebuah rencana strategis Beijing untuk membuat China menjadi pemimpin industri-industri penting dunia, termasuk teknologi.
Keputusan AS ini jelas akan membuat panas kubu China dan mungkin akan semakin menjauhkan kedua pihak dari kesepakatan.
Padahal, sebelum berita ini beredar tersiar kabar bahwa Amerika Serikat (AS) dan China sedang mencoba membuka kembali negosiasi di bidang perdagangan, menurut laporan Bloomberg News yang dikutip CNBC International hari Selasa (31/7/2018).
(wed) Next Article Meski Koreksi, IHSG Bukukan Kinerja Terbaik di Asia
Indeks Hang Seng terkoreksi tipis 7,45 poin ke level 28.575,47.
AS yang kembali memanaskan perang dagang dengan China. Mengutip CNBC International, seorang sumber mengatakan bahwa AS berencana untuk mengenakan 25% tarif bagi barang-barang impor asal China senilai US$ 200 miliar. Kebijakan ini bisa diumumkan paling cepat pada hari ini.
Keputusan AS ini jelas akan membuat panas kubu China dan mungkin akan semakin menjauhkan kedua pihak dari kesepakatan.
Padahal, sebelum berita ini beredar tersiar kabar bahwa Amerika Serikat (AS) dan China sedang mencoba membuka kembali negosiasi di bidang perdagangan, menurut laporan Bloomberg News yang dikutip CNBC International hari Selasa (31/7/2018).
(wed) Next Article Meski Koreksi, IHSG Bukukan Kinerja Terbaik di Asia
Most Popular