
Investor Buru UE Bond, Rupiah Melemah Lagi terhadap Euro
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
31 July 2018 16:34

Jakarta, CNCB Indonesia - Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap euro pada sore ini, seiring meningkatnya permintaan investor terhadap obligasi Benua Biru tenor 10 tahun.
Pada Selasa (31/7/2018), pukul 14:57 WIB, rupiah dibanderol Rp 16.881,32 terhadap euro. Rupiah melemah 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Sementara secara tahun berjalan (year-to-date), depresiasi rupiah telah menyentuh 3,64%.
Akibat pelemahan yang terjadi, harga jual euro kembali menembus di atas Rp 17.000/EUR. Berikut data perdagangan di empat bank nasional utama terbesar hingga 14:50 WIB:
Permintaan investor terhadap obligasi Uni-Eropa bertenor 10 tahun meningkat, terlihat dari pergerakan yield yang turun ke posisi 0,429% dari sebelumnya sebesar 0,452%. Penurunan ini mencerminkan harga obligasi yang bergerak naik disebabkan permintaan yang meningkat.
Harga obligasi yang naik mendorong yield bergerak turun. Kondisi sebaliknya terjadi pada obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun. Hari ini yield bergerak naik ke 7,768% dari sebelumnya 7,721%.
Kenaikan ini disebabkan harga obligasi yang turun disebabkan permintaan yang menurun, atau investor yang cenderung melepas kepemilikannya. Akibat kondisi ini, euro pun berada di atas angin sehingga mampu menekan pergerakan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Selasa (31/7/2018), pukul 14:57 WIB, rupiah dibanderol Rp 16.881,32 terhadap euro. Rupiah melemah 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Sementara secara tahun berjalan (year-to-date), depresiasi rupiah telah menyentuh 3,64%.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 16.580,00 | Rp 17.001,00 |
Bank BNI | Rp 16.665,00 | Rp 17.081,00 |
Bank BRI | Rp 16.775,25 | Rp 16.986,56 |
Bank BCA | Rp 16.644,00 | Rp 17.073,00 |
Permintaan investor terhadap obligasi Uni-Eropa bertenor 10 tahun meningkat, terlihat dari pergerakan yield yang turun ke posisi 0,429% dari sebelumnya sebesar 0,452%. Penurunan ini mencerminkan harga obligasi yang bergerak naik disebabkan permintaan yang meningkat.
Kenaikan ini disebabkan harga obligasi yang turun disebabkan permintaan yang menurun, atau investor yang cenderung melepas kepemilikannya. Akibat kondisi ini, euro pun berada di atas angin sehingga mampu menekan pergerakan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular