Bunga Acuan Jepang Tetap Minus, Rupiah Ungguli Yen 0,08%

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
31 July 2018 13:33
Kebijakan bank sentral Jepang mempertahankan suku bunga acuan tetap minus, berimbas kepada penguatan rupiah terhadap yen Jepang.
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga acuan tetap minus, berimbas kepada penguatan rupiah terhadap yen Jepang selama 6 hari berturut-turut. 

Pada Selasa (31/10/2018) pukul 12:54 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 129,57. Rupiah menguat 0,08% dibandingkan perdagangan kemarin. 

Moneter Jepang Diduga Tetap Lunak, Rupiah Ungguli Yen 0,08%Sumber: Reuters

Pelemahan ini menyebabkan harga jual yen mulai turun di bawah Rp 133/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 12:45 WIB:

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 126,66Rp 131,48
Bank BNIRp 126,55Rp 133,15
Bank BRIRp 129,01Rp 130,66
Bank BCARp 126,64Rp 133,20

Hari ini, BoJ memutuskan untuk menahan suku bunga acuan tetap di level negatif. Keputusan ini didasari penilaian bahwa ekonomi Negeri Sakura memerlukan stimulus menyusul perkembangan inflasi yang belum sesuai dengan target.
 

Laju inflasi di Jepang saat ini terus meningkat. Per Juli, tingkat inflasi telah mencapai 0,7% atau lebih tinggi dari periode Juli 2017 sebesar 0,4%. Laju inflasi yang membaik rupanya belum memuaskan bank sentral yang mematok target inflasi 2%.

"Pada akhirnya, BOJ mungkin hanya mencari fleksibilitas dalam meraih tujuan inflasinya ketimbang meninggalkan komitmennya terhadap stimulus moneter. Bagaimanapun juga, banyak negara Asia yang sudah mengadopsi kisaran target inflasi," tulis DBS dalam laporannya.
 

Kondisi ini bisa menjadi salah satu penyebab BoJ mempertahankan suku bunga acuannya di -0,1%. Keputusan ini menyebabkan yen melemah, sehingga rupiah berhasil mempertahankan tren penguatan selama 6 hari berturut-turut. 

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular