
Ini Pidato Lengkap Jokowi di Rapat Penyelamatan Rupiah
Arys Aditya, CNBC Indonesia
31 July 2018 12:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas untuk membahas penguatan cadangan devisa Indonesia di Istana Bogor, Selasa (31/7/2018).
Dalam rapat tersebut, belasan menteri dan pejabat negara hadir.
Hadir antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
Kemudian hadir juga sejumlah kepala lembaga negara dan perusahaan milik negara, seperti Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Dirut PLN Sofyan Basir, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, dan Kepala SKK Migas Amien Soenaryadi.
Dalam pembukaan ratas, Jokowi menekankan semua menteri dan kepala lembaga agar memahami situasi bahwa negara yang tengah membutuhkan dolar AS.
Untuk itu, Jokowi mengatakan agar setiap kebijakan untuk memperkuat cadangan devisa segera diimplementasikan.
Berikut isi lengkap pidato pengantar rapat yang disampaikan Jokowi:
"Melanjutkan ratas yang lalu, hari ini akan dibahas strategi kebijakan untuk memperkuat cadangan devisa kita, agar daya tahan ekonomi kita semakin kuat semakin meningkat terutama dalam hadapi ketidakpastian ekonomi global.
Saya minta dua hal penting yang utama yang perlu kita perhatikan bersama-sama, yaitu pengendalian impor dan peningkatan ekspor. Ratas sebelumnya saya minta mandatori pemakaian biodiesel untuk segera dijalankan.
Saya akan minta setiap waktu updatenya karena data yang saya terima berpotensi menghemat devisa dari impor sangat besar sekali, yakni US$ 21 juta setiap harinya. Saya juga minta dievaluasi lagi secara detil impor ini harus detil barang yang tidak bersifat strategis yang perlu kita setop dulu atau kurangi atau diturunkan.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan penggunaan kandungan dalam negeri atau TKDN yang juga dalam 1,5-2 tahun lalu kita bicarakan tapi dalam implementasinya dalam pelaksanaannya ada yang masih setengah-setengah. Serta terus mendorong pertumbuhan industri barang substitusi impor yang kemarin saya sampaikan khususnya industri hulu yang menghasilkan bahan baku, chemical yang lain-lainnya yang sangat perlu sekali.
Kemudian terkait dengan peningkatakan ekspor, kita juga harus memiliki strategi detil, produk ekspor apa saja yg perlu diperkuat, perlu kita tingkatkan, dan fokus melihat kendala yang dihadapi eksportir di negara yang jadi tujuan utama ekspor kita. Kemarin kita telah bertemu dengan eksportir kecil, sedang, dan besar.
Ada beberapa hal yang secara detil saya sampaikan. Kalau memang ada hambatan perdagangan saya minta segera selesaikan.
Dan terakhir perlu saya tekankan lagi bahwa Situasi negara saat ini butuh dollar. Oleh sebab itu saya minta seluruh K/L betul-betul serius tidak ada main-main menghadapi ini. Semua harus serius menghadapi ini. Saya tidak mau lagi bolak balik rapat tapi implementasi tidak berjalan baik.
Saya rasa itu yang saya sampaikan."
(ara/wed) Next Article Jokowi Sebut Ekonomi 2018 Positif di Tengah Ketidakpastian
Dalam rapat tersebut, belasan menteri dan pejabat negara hadir.
Hadir antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
Dalam pembukaan ratas, Jokowi menekankan semua menteri dan kepala lembaga agar memahami situasi bahwa negara yang tengah membutuhkan dolar AS.
Untuk itu, Jokowi mengatakan agar setiap kebijakan untuk memperkuat cadangan devisa segera diimplementasikan.
Berikut isi lengkap pidato pengantar rapat yang disampaikan Jokowi:
"Melanjutkan ratas yang lalu, hari ini akan dibahas strategi kebijakan untuk memperkuat cadangan devisa kita, agar daya tahan ekonomi kita semakin kuat semakin meningkat terutama dalam hadapi ketidakpastian ekonomi global.
Saya minta dua hal penting yang utama yang perlu kita perhatikan bersama-sama, yaitu pengendalian impor dan peningkatan ekspor. Ratas sebelumnya saya minta mandatori pemakaian biodiesel untuk segera dijalankan.
Saya akan minta setiap waktu updatenya karena data yang saya terima berpotensi menghemat devisa dari impor sangat besar sekali, yakni US$ 21 juta setiap harinya. Saya juga minta dievaluasi lagi secara detil impor ini harus detil barang yang tidak bersifat strategis yang perlu kita setop dulu atau kurangi atau diturunkan.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan penggunaan kandungan dalam negeri atau TKDN yang juga dalam 1,5-2 tahun lalu kita bicarakan tapi dalam implementasinya dalam pelaksanaannya ada yang masih setengah-setengah. Serta terus mendorong pertumbuhan industri barang substitusi impor yang kemarin saya sampaikan khususnya industri hulu yang menghasilkan bahan baku, chemical yang lain-lainnya yang sangat perlu sekali.
Kemudian terkait dengan peningkatakan ekspor, kita juga harus memiliki strategi detil, produk ekspor apa saja yg perlu diperkuat, perlu kita tingkatkan, dan fokus melihat kendala yang dihadapi eksportir di negara yang jadi tujuan utama ekspor kita. Kemarin kita telah bertemu dengan eksportir kecil, sedang, dan besar.
Ada beberapa hal yang secara detil saya sampaikan. Kalau memang ada hambatan perdagangan saya minta segera selesaikan.
Dan terakhir perlu saya tekankan lagi bahwa Situasi negara saat ini butuh dollar. Oleh sebab itu saya minta seluruh K/L betul-betul serius tidak ada main-main menghadapi ini. Semua harus serius menghadapi ini. Saya tidak mau lagi bolak balik rapat tapi implementasi tidak berjalan baik.
Saya rasa itu yang saya sampaikan."
(ara/wed) Next Article Jokowi Sebut Ekonomi 2018 Positif di Tengah Ketidakpastian
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular