140 Emiten Rilis Lapkeu Pekan Ini, Wall Street Akan Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 July 2018 17:56
Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 15 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 0,2 dan 13 poin.

Pada pekan ini, Wall Street akan menghadapi derasnya rilis laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai disana. Mengutip Reuters, pada pekan ini ada lebih dari 140 perusahaan anggota indeks S&P 500 yang akan mengumumkan kinerja kuartal-II 2018, termasuk raksasa teknologi Apple.

Sebagai catatan, pada pekan kemarin kinerja yang mengecewakan dari Facebook, Intel, dan Twitter membuat Wall Street tertekan.

Pada hari Jumat (27/7/2018), saham Twitter amblas 20,6% setelah raksasa media sosial tersebut melaporkan penurunan pengguna aktif bulanan. Padahal analisis memprediksikan adanya kenaikan.

Selain itu, mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve juga masih akan menghantui jalannya perdagangan. Kuatnya data pertumbuhan ekonomi AS melandasi mencuatnya persepsi tersebut.

Pada hari Jumat lalu, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 diumumkan di level 4,1% QoQ (annualized), dimana ini merupakan level tertinggi dalam nyaris 4 tahun.

Dalam konferensi pers yang digelar setelah data dirilis, Presiden Donald Trump bahkan dengan optimistis menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi kedepannya.

"Kita akan mencapai level yang jauh lebih tinggi," papar presiden AS ke-45 tersebut.

Ia kemudian menyebut bahwa AS sedang menuju level pertumbuhan ekonomi tahunan tertinggi dalam lebih dari 13 tahun.

"Seiring dengan tercapainya kesepakatan dagang satu demi satu, kita akan mencapai level yang jauh lebih tinggi daripada angka-angka ini, dan angka-angka ini adalah angka yang baik," terang Trump.

Senada dengan sang presiden, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin juga menyuarakan optimismenya terhadap perekonomian Negeri Paman Sam. Mantan bankir Goldman Sachs ini mengungkapkan bahwa dirinya percaya percepatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-II akan berlanjut hingga beberapa tahun mendatang.

"Saya tak berpikir bahwa ini adalah fenomena satu atau dua tahun. Saya rasa kita benar-benar ada di periode 4 atau 5 tahun dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil setidaknya di level 3%," papar Mnuchin dalam wawancara dengan Fox News Sunday, seperti dikutip dari Reuters.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, terdapat 67,1% kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan hingga ke level 2,25%-2,5% sampai dengan akhir tahun atau sebanyak 4 kali secara total. Padahal, pada 1 minggu yang lalu probabilitasnya masih berada di level 55,7%.

Di sisi lain, probabilitas bahwa suku bunga acuan akan berada di level 2%-2,25% atau mengimplikasikan kenaikan sebanyak 3 kali sepanjang tahun ini turun drastis menjadi 26,4% saja, dari yang sebelumnya 34,1% pada minggu lalu

Walaupun ekonomi AS sedang panas dan tensi perang dagang sedang mereda, ada kekhawatiran bahwa kedepannya risiko perang dagang bisa kembali mencuat. Jika hal ini yang terjadi, kenaikan suku bunga acuan yang kelewat agresif berpotensi mengancam laju perekonomian AS.

Bagi instrumen berisiko seperti saham, hal tersebut tentu bukan kabar baik.

Pada hari ini pukul 21:00 WIB, data pertumbuhan pending home sales periode Juni akan diumumkan, disusul oleh data Dalas Fed Manufacturing Activity pada pukul 21:30 WIB. Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular