Berkat DMO, Rupiah Perpanjang Penguatan terhadap Euro

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
30 July 2018 14:43
Rupiah kembali digdaya di hadapan euro, menyusul relaksasi peraturan batu bara. Rupiah pun terus menguat hingga hari kelima.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali digdaya di hadapan euro siang ini. Efek relaksasi peraturan ekspor batu bara mendorong penguatan rupiah terus terus berlanjut hingga hari kelima.

Pada Senin (30/7/2018) pukul 14:15 WIB, 1 euro dibanderol Rp 16.796,34. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Penguatan ini mendorong harga jual euro semakin mantap di bawah Rp 17.000/EUR. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 14:05 WIB: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 16.535,00Rp 16.955,00
Bank BNIRp 16.574,00Rp 16.990,00
Bank BRIRp 16.693,36Rp 16.905,40
Bank BCARp 16.549,00Rp 16.977,00

Siang ini, rupiah menguat menyusul relaksasi kebijakan domestic market obligation (DMO) komoditas batu bara. Dengan relaksasi itu, pengusaha batu bara tidak lagi diwajibkan memasok batu bara untuk pasar domestik dalam jumlah tertent.

Keputusan ini didasari untuk stabilitasi nilai tukar, khususnya dalam jangka pendek. Penghapusan aturan ini akan mendorong aliran devisa mengalir deras. Pasalnya, harga batu bara acuan global terus menguat, misalnya ICE Newscastle yang berada di US$ 119,9/ton atau tertinggi dalam 7 tahun terakhir.

Bak gayung bersambut, kenaikan ini menjadi angin segar bagi emiten-emiten tambang karena tingkat pendapatan bisa meningkat lebih tinggi. ini menjadi daya tarik bagi investor untuk memburu saham emiten-emiten tersebut. Terbukti, indeks saham sektor pertambangan melesat kencang hingga 1,94%. 

Aliran dana asing pun mengalir deras ke bursa. Hingga pukul 14:26 WIB, aksi beli bersih oleh investor asing telah mencapai Rp 162,06 miliar. Arus Hot money ini membuat rupiah mendapat sumber energi untuk menguat. 

Di sisi lain, euro pun minim sentimen. Terutama setelah bank sentral Eropa/ European Central Bank (ECB) yang kembali menahan suku bunga acuan di posisi 0%. Keputusan ECB yang masih netral, mengakibatkan pasar mulai meninggalkan Benua Biru.

Pasar saham di Jerman dan Inggris pun rontok. Bursa Saham DAX jerman turun 0,18%, sementara FTSE 100 Inggris turun 0,32%. Kondisi tersebut semakin mendorong laju penguatan rupiah hingga lima hari berturut-turut di hadapan euro.  

TIM RISET CNBC INDONESIA 




(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular