Operasi Gabungan Fiskal-Moneter Kuatkan Rupiah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 July 2018 08:41
Operasi Gabungan Fiskal-Moneter Kuatkan Rupiah
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini. Sentimen domestik sepertinya menjadi katalis bagi keperkasaan rupiah. 

Pada Senin (30/7/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.380 saat pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,24% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Dolar AS sudah berada di bawah Rp 14.400. 

Namun seiring jalan, apresiasi rupiah sedikit berkurang. Pada pukul 08:11 WIB, US$ 1 sudah berada di Rp 14.395. Rupiah masih menguat, tetapi berkurang menjadi 0,14%. Dolar AS pun kembali mendekati Rp 14.400. 

Kemudian pada pukul 08:13 WIB, US$ 1 bergerak lagi ke Rp 14.390. Rupiah masih menguat 0,17%. 

Rupiah bergerak tidak searah dengan mata uang utama Asia yang cenderung melemah di hadapan greenback. Dengan apresiasi 0,17%, rupiah berhasil menjadi yang terbaik di antara mata uang utama Benua Kuning. 

Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 08:14 WIB, mengutip Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang111,03-0,01
Yuan China6,81-0,34
Won Korea Selatan1.114,85-0,02
Dolar Taiwan30,58-0,09
Dolar Hong Kong7,85-0,01
Rupee India68,60+0,08
Riggit Malaysia4,06-0,05
Dolar Singapura1,36-0,02
Baht Thailand33,35+0,09
Peso Filipina53,27-0,15
 
Rupiah mampu melawan dolar AS yang sejatinya tengah menguat. Pada pukul 08:16 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) menguat 0,1%. 

Dolar AS mendapat momentum penguatan karena data pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal II-2018. Kementerian Perdagangan mencatat ekonomi AS tumbuh mengesankan di 4% year-on-year (YoY) pada pembacaan pertama. Pencapaian ini menjadi yang tercepat sejak kuartal II-2014 yang sebesar 4,6% YoY, dan menjadi pertumbuhan ekonomi kuartalan tertinggi ketiga sejak krisis krisis keuangan global. 

Muncul persepsi laju perekonomian AS yang semakin cepat akan meyakinkan The Federal Reserve/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan lebih agresif. Kini kemungkinan kenaikan suku bunga acuan empat kali menjadi kian terbuka. Lebih banyak dibandingkan proyeksi pasar sebelumnya yaitu tiga kali. 

Rilis data ini membuat pelaku pasar kian percaya memegang greenback. Mengutip Reuters, investor menaikkan posisi kepemilikan dolar AS jangka panjang menjadi US$ 21,85 miliar pada akhir pekan lalu. Naik dibandingkan pekan sebelumnya yang sebesar US$ 19,74 miliar dan menjadi yang tertinggi sejak Januari 2017. 

Saat memegang untuk jangka panjang, investor percaya bahwa sebuah mata uang punya potensi menguat pada masa mendatang. Situasi ini tentunya semakin menekan mata uang global. 

Selain itu, pelaku pasar juga mulai merapat ke dolar AS jelang rapat bulanan The Fed yang hasilnya diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Probabilitas kenaikan suku bunga acuan bulan ini memang kecil, hanya 3% menurut CME Fedwatch.  

Namun investor ingin melihat kejelasan arah kebijakan moneter ke depan, apakah pengetatan moneter akan semakin terkonfirmasi. Pasalnya, CME Fedwatch melihat kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pada September sangat besar yaitu mencapai 91% untuk kenaikan 25 basis poin dan 2,8% untuk kenaikan 50 basis poin. 

Perkembangan ini semakin membuat dolar AS menjadi buruan. Akibatnya, greenback begitu perkasa dan menghantam mata uang Asia. 


Namun, rupiah masih bisa bertahan karena dibantu sentimen domestik. Sepertinya pelaku pasar tertarik dengan upaya pemerintah menyelematkan rupiah yang lumayan all out

Pemerintah mewacanakan penundaan proyek infrastruktur untuk mengurangi impor sehingga tidak banyak devisa yang 'terbang'. Akhir pekan lalu, pemerintah berencana menerapkan kebijakan yang diharapkan lebih banyak menarik devisa masuk ke Indonesia. 

Kebijakan tersebut adalah pembatalan pewajiban pasokan batu bara untuk kebutuhan domestik atau Domestic Market Obligation (DMO). Dengan begitu, batu bara yang diekspor bisa meningkat dan mendatangkan devisa yang memperkuat fundamental rupiah. 

Pelaku pasar tampaknya mengapresiasi keseriusan dan komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan 100 basis poin dalam 3 bulan.  

Operasi gabungan fiskal dan moneter untuk menyelamatkan rupiah bisa jadi membuat pelaku pasar angkat topi. Rupiah pun mampu menguat karena aksi beli oleh pelaku pasar. 

TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular