Rupiah Melemah 0,09% terhadap Yen

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
27 July 2018 13:41
Lagi, kurs rupiah bergerak melemah terhadap yen siang ini. Kondisi global yang belum sepenuhnya kondusif, menyebabkan yen diburu.
Foto: REUTERS/Thomas White/
Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi, kurs rupiah bergerak melemah di hadapan yen Jepang siang ini. Kondisi global yang belum sepenuhnya kondusif, menyebabkan yen laris manis di pasaran. 

Pada Jumat (27/7/2018) pukul 13:10 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 130,08. Rupiah melemah 0,09% dibandingkan perdagangan kemarin. Sejak awal tahun, rupiah telah terdepresiasi hingga 8,08%. 

Rupiah Melemah 0,09% terhadap YenSumber: Reuters

Pelemahan ini menyebabkan harga jual yen kembali menembus di atas Rp 133/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 13:10 WIB:

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 127,07Rp 131,90
Bank BNIRp 127,15Rp 133,75
Bank BRIRp 129,01Rp 131,74
Bank BCARp 127,03Rp 133,59

Sentimen penguatan yen tidak hanya datang dari rencana pengurangan stimulus oleh bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), tetapi juga munculnya isu perang investasi antara Amerika Serikat (AS) dan China.
 

Isu ini muncul setelah kemungkinan gagalnya perusahaan produsen semikondutor asal Amerika Serikat (AS) Qualcomm l untuk mengakuisisi perusahaan China NXP Semiconductors.

Padahal, Qualcomm perlu izin dari sembilan regulator di berbagai negara termasuk China yang menyumbang hampir dua pertiga dari pendapatan Qualcomm tahun lalu.
 

Sebelumnya, Qualcomm mengatakan bahwa pihaknya akan menarik tawaran akuisisi senilai US$44 miliar bagi NXP kecuali mendapat izin pada menit-menit akhir.

Tenggat waktu bagi Qualcomm untuk mengakuisisi NXP adalah pada Rabu tengah malam waktu AS, di mana batas waktu tersebut akhirnya dilewati tanpa ada penerbitan izin oleh pemerintah China. 
 

Tak hanya Qualcomm, langkah ekspansi perusahaan lain seperti Facebook juga terganjal oleh pemerintah China. Tiongkok telah menarik persetujuan bagi Facebook untuk mendirikan anak usaha di Zhejiang, seperti dikutip Reuters. 

Sebelumnya Facebook sudah mendapat lampu hijau dari China atas rencana tersebut. Namun, berdasarkan penelusuran Reuters, data mengenai persetujuan tersebut telah hilang. Lantas hal ini semakin menguatkan bahwa rencana tersebut bisa gagal. 

Kedua situasi ini menimbulkan persepsi bahwa China sengaja menghambat investasi AS masuk negaranya sehingga muncul isu perang investasi antar kedua negara. Investor pun mulai mencari aman dengan membeli instrumen minim risiko (safe haven) seperti yen. 

TIM RISET CNBC INDONESIA




(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular