
Jokowi Tunda Proyek Infrastuktur, IHSG Dibuka Mendatar
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 July 2018 09:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka mendatar di level 5.947,36 pada pagi hari ini. Sebelumnya, bursa saham utama kawasan Asia dibuka bervariasi: indeks Nikkei naik 0,26%, indeks Kospi naik 0,14%, indeks Strait Times naik 0,13%, indeks Shanghai turun 0,09%, dan Hang Seng turun 0,16%.
Dari sisi eksternal, sentimen memang kurang mendukung bagi bursa saham Benua Kuning, seperti Wall Street yang cenderung terkoreksi pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,44%, indeks S&P 500 turun 0,3%, dan indeks Nasdaq anjlok 1,44%.
Koreksi saham Facebook yang mencapai 18,96% menjadi pemberat langkah Wall Street dan pada akhirnya menjalar ke wilayah Asia. Penyebab dari anjloknya saham raksasa media sosial tersebut adalah earnings call yang diselenggarakan pada hari Rabu (25/7/2018). Dalam earnings call tersebut, CFO Facebook David Wehner memperingatkan bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan dapat melambat, salah satunya dikarenakan prioritas perusahaan untuk mengedepankan privasi.
Selain itu, investor juga menghukum saham Facebook lantaran perusahaan gagal menambah pengguna aktif harian di Amerika Utara dan kehilangan pengguna aktif harian di Eropa pada kuartal-II 2018.
Masih dari sisi eksternal, kebijakan pemerintah China yang membatasi ekspansi dari perusahaan-perusahaan asal AS yakni Qualcomm dan Facebook juga membuat investor berhati-hati dalam bertransaksi di pasar saham.
Dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari keputusan Presiden Joko Widodo untuk menunda proyek-proyek infrastruktur non-prioritas. Langkah ini ditempuh untuk mengurangi beban impor yang menyebabkan tekanan terhadap rupiah.
"Proyek infrastruktur yang besar-besar dan tidak mendesak akan ditunda untuk mengerem impor," ungkap Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi.
Sejauh ini, kebijakan dari sang Presiden terbukti tak direspon positif di pasar mata uang: rupiah melemah 0,14% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.475/dolar AS. Seiring dengan pelemahan rupiah, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 8,04 miliar.
Tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari ini. Namun, investor akan mencermati rilis laporan keuangan dari emiten-emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Jokowi Bangga Kinerja IHSG Terbaik Kedua di Dunia
Dari sisi eksternal, sentimen memang kurang mendukung bagi bursa saham Benua Kuning, seperti Wall Street yang cenderung terkoreksi pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,44%, indeks S&P 500 turun 0,3%, dan indeks Nasdaq anjlok 1,44%.
Koreksi saham Facebook yang mencapai 18,96% menjadi pemberat langkah Wall Street dan pada akhirnya menjalar ke wilayah Asia. Penyebab dari anjloknya saham raksasa media sosial tersebut adalah earnings call yang diselenggarakan pada hari Rabu (25/7/2018). Dalam earnings call tersebut, CFO Facebook David Wehner memperingatkan bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan dapat melambat, salah satunya dikarenakan prioritas perusahaan untuk mengedepankan privasi.
Masih dari sisi eksternal, kebijakan pemerintah China yang membatasi ekspansi dari perusahaan-perusahaan asal AS yakni Qualcomm dan Facebook juga membuat investor berhati-hati dalam bertransaksi di pasar saham.
Dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari keputusan Presiden Joko Widodo untuk menunda proyek-proyek infrastruktur non-prioritas. Langkah ini ditempuh untuk mengurangi beban impor yang menyebabkan tekanan terhadap rupiah.
"Proyek infrastruktur yang besar-besar dan tidak mendesak akan ditunda untuk mengerem impor," ungkap Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi.
Sejauh ini, kebijakan dari sang Presiden terbukti tak direspon positif di pasar mata uang: rupiah melemah 0,14% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.475/dolar AS. Seiring dengan pelemahan rupiah, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 8,04 miliar.
Tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari ini. Namun, investor akan mencermati rilis laporan keuangan dari emiten-emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Jokowi Bangga Kinerja IHSG Terbaik Kedua di Dunia
Most Popular