Terbebani Saham Facebook, Wall Street akan Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 July 2018 17:57
Wall Street akan cenderung dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Stephen Yang
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Wall Street berpotensi dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 49 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 6 dan 110 poin.

Saham Facebook menjadi pemberat langkah Wall Street. Dalam perdagangan selepas jam perdagangan reguler (after-hours trading), harga saham Facebook sempat jatuh sebesar 24% dan membuat kapitalisasi pasarnya hilang hingga US$130 miliar (Rp 1.878 triliun).

Penyebab dari anjloknya saham raksasa media sosial tersebut adalah earnings call yang diselenggarakan kemarin (25/7/2018). Dalam earnings call tersebut, CFO Facebook David Wehner memperingatkan bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan dapat melambat, salah satunya dikarenakan prioritas perusahaan untuk mengedepankan privasi.

Selain itu, investor juga menghukum saham Facebook lantaran perusahaan gagal menambah pengguna aktif harian di Amerika Utara dan kehilangan pengguna aktif harian di Eropa pada kuartal-II 2018.

Mengutip CNBC International, dalam laporan kuartal-II 2018, pengguna aktif harian di Amerika Utara tetap sebesar 185 juta, sama seperti kuartal sebelumnya. Padahal, analis memperkirakan peningkatan menjadi 185,4 juta, seperti dilansir dari FactSet.

Pengguna aktif harian di Eropa turun menjadi 279 juta pada kuartal-II 2018 dari 282 juta pada kuartal sebelumnya, kemungkinan disebabkan oleh Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) yang baru saja diberlakukan di Eropa. GDPR merupakan peraturan yang memberi pengguna lebih banyak kendali atas data online milik mereka.

Selain itu, langkah pemerintah China dalam membatasi ekspansi dari perusahaan-perusahaan asal AS membuat pelaku pasar saham kurang nyaman.

Perusahaan produsen semikondutor asal AS Qualcomm kemungkinan gagal untuk mengakuisisi NXP Semiconductors, seiring dengan pemerintah China yang tak memberikan izin.

Qualcomm memerlukan persetujuan dari 9 regulator di berbagai negara, termasuk China, untuk bisa mengakuisisi NXP. Persetujuan pihak China dibutuhkan lantaran China berkontribusi sebesar hampir dua pertiga dari pendapatan Qualcomm tahun lalu.

Sebelumnya, Qualcomm mengatakan bahwa pihaknya akan menarik tawaran akuisisi senilai US$ 44 miliar bagi NXP kecuali mendapatkan izin pada menit-menit akhir. Tenggat waktu bagi Qualcomm untuk mengakuisisi NXP adalah pada tengah malam hari Rabu (25/7/2018) waktu AS, dimana batas waktu tersebut sudah dilewati tanpa ada penerbitan izin oleh pemerintah China.

Jika terjadi, akuisisi ini sejatinya akan menjadi akuisisi perusahaan semikonduktor terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah. Kini, Qualcomm justru akan membayar sebesar US$ 2 miliar kepada NXP karena gagalnya akuisisi. Pembayaran akan dilakukan tak lewat dari 26 Juli pukul 09:00 ET.

Selain Qualcomm, langkah ekspansi Facebook juga diganjal oleh pemerintah China. Negara pimpinan Xi Jinping tersebut telah menarik persetujuan bagi Facebook untuk mendirikan anak usaha di Zhejiang, seperti dilaporkan oleh New York Times pada hari Rabu, dikutip dari Reuters.

Data dari pemerintah China menunjukkan bahwa sebelumnya Facebook telah mendapat persetujuan untuk menjalankan rencananya tersebut. Namun, berdasarkan penelusuran oleh Reuters, data mengenai persetujuan tersebut kini telah hilang.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular