Investor Lebih Yakin Pegang Dolar AS, Rupiah Cs Tertekan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 July 2018 16:46
Investor Lebih Yakin Pegang Dolar AS, Rupiah Cs Tertekan
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan pada perdagangan hari ini. Padahal rupiah sempat menguat signifikan pada awal-awal perdagangan. 

Pada Kamis (26/7/2018), US$ 1 pada penutupan pasar spot dihargai Rp 14.455. Tidak berubah dibandingkan penutupan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,24%. Bahkan tidak lama setelah pembukaan, rupiah kian menguat.  

Namun jelang siang hari, apresiasi rupiah mulai tergerus. Bahkan rupiah sempat mencicipi zona merah, meski tidak lama. Posisi terkuat rupiah hari ini ada di Rp 14.410/US$ sementara terlemahnya di Rp 14.470/US$.  

Reuters

Dolar AS yang awalnya tertekan berbalik menguat. Penguatan dolar AS menyebabkan berbagai mata uang Asia melemah, hanya rupiah, yen Jepang, dan rupee India yang selamat. Depresiasi terdalam dialami oleh peso Filipina. 

Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 16:15 WIB, mengutip Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110,73+0,22
Yuan China6,79-0,22
Won Korea Selatan1.118,85-0,20
Dolar Taiwan30,54-0,27
Dolar Hong Kong7,85-0,03
Rupee India68,75+0,07
Riggit Malaysia4,06-0,17
Dolar Singapura1,36-0,20
Baht Thailand33,30-0,27
Peso Filipina53,39-0,39
 

Sebenarnya dolar AS sedang tertekan. Pada pukul 16:27 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama) melemah 0,09%. 

Namun dalam jangka panjang, sepertinya investor masih lebih percaya kepada dolar AS ketimbang mata uang Asia. Berdasarkan survei Reuters yang melibatkan para analis dan fund manager, prospek mata uang Benua Kuning cenderung bearish

Survei ini menggunakan skala -3 sampai 3. Semakin tinggi nilainya, maka pelaku pasar lebih percaya dolar AS dalam jangka panjang dan kepercayaan terhadap mata uang Asia semakin pendek. 

Hasil survei menunjukkan bahwa kepercayaan kepada dolar AS meningkat. Berikut gambarannya:
  
WaktuCNYKRWSGDIDRTWDINRMYRPHPTHB
26/71.551.080.841.351.131.250.761.440.87
12/71.000.910.681.310.881.180.641.350.70
28/61.281.030.941.321.031.430.941.580.73
31/5-0.15-0.170.391.060.331.420.691.250.06
17/5-0.28-0.330.281.080.071.310.210.68-0.14
3/5-0.23-0.38-0.080.560.041.11-0.240.47-0.4
19/4-0.52-0.21-0.440.14-0.280.49-0.190.74-0.36
5/4-0.65-0.90-0.500.10-0.66-0.05-0.400.73-0.60
22/3-0.61-0.48-0.360.52-0.590.41-0.291.13-0.72
8/3-0.61-0.64-0.610.24-0.540.19-0.701.05-0.99
22/2-0.61-0.32-0.470.04-0.920.04-0.61.21-1.02
 Reuters

Sepertinya pelaku pasar menilai prospek memegang dolar AS dalam jangka panjang lebih aman dan menguntungkan. Hal ini didukung berbagai data positif di Negeri Paman Sam. 

Pada pekan yang berakhir 14 Juli, jumlah pengisi tunjangan pengangguran tercatat 207.000. Turun 8.000 dibandingkan pekan sebelumnya, dan menjadi yang terendah sejak Desember 1969. 

Pasar ketenagakerjaan yang semakin membaik membuat The Federal Reserve/The Fed kemungkinan besar tetap pada jalur kenaikan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018. Lebih banyak dibandingkan proyeksi pasar sebelumnya, yaitu tiga kali. 

Kenaikan suku bunga akan berdampak positif terhadap mata uang, karena dapat menjangkar ekspektasi inflasi sehingga nilai mata uang terjaga. Selain itu, kenaikan suku bunga juga membuat instrumen investasi (terutama fixed income) menjadi lebih menarik karena menawarkan imbalan lebih tinggi. Dua faktor tersebut menjadi pendorong apresiasi. 

Berbekal kenaikan suku bunga yang lebih agresif, maka menjadi masuk akal jika investor menilai dolar AS lebih prospektif dalam jangka panjang. Perkembangan ini sedikit banyak membuat dolar AS kembali perkasa dan menekan mata uang utama Asia, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular