Rupiah Berpeluang Menguat Terhadap Mata Uang Ini

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
26 July 2018 09:23
Rupiah Berpeluang Menguat Terhadap Mata Uang Ini
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC IndonesiaPada Kamis,pergerakan pasar uang masih akan dinamis, dengan mengacu pada sentimen yang terkait dengan ekonomi dunia dan kondisi fundamental masing-masing negara.

Posisi rupiah pada hari ini kami perkirakan masih akan bergerak vatiatif terhadap beberapa kurs mata uang negara mitra dagang utamanya. Kali ini, tim riset CNBC Indonesia menganalisis arah pergerakan rupiah terhadap dolar Singapura, yen Jepang, dan Poundsterling Inggris untuk hari ini.

Posisi kurs Singapura penting dalam percaturan pasar uang nasional karena posisi Negara Merlion ini sebagai financial hub di Asia Tenggara. Setelah kemarin rupiah cenderung menguat terhadap dolar Singapura, ada kemungkinan rupiah akan mengalami pelemahan pada hari ini.

Pemicunya masih pada defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang menjadi sentimen buruk bagi investor dan menekan rupiah. Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adhityaswara memperkirakan CAD tahun ini mencapai US$25 miliar, membengkak dari posisi 2017 sebesar US&17,3 miliar.

Namun ekonomi Negeri Singa juga sedang tertekan. Trading Economics memproyeksikan pertumbuhan output industri pada Juni akan lebih rendah dari sebelumnya dan ekonomi Singapura hanya akan tumbuh 3,9%, jauh dibandingkan bulan Mei yang mencapai 11,1%.

Sektor industri menjadi penopang bagi pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) Singapura. Data Departemen statistik Singapura memperlihatkan, kontribusi sektor industri ke PDB mencapai 20-25%. 

Proyeksi sektor industri yang melambat, bisa menciptakan sentimen jika ekonomi Singapura akan terus melambat pada sisa waktu berjalan, tetapi tidak sampai menggoyahkan struktur ekonomi negara tetangga tersebut sehingga kursnya masih akan relatif stabil Yen juga merupakan salah satu mata uang yang layak menjadi perhatian investor. Kemarin, nilai tukar rupiah cenderung menguat terhadap yen setelah 6 hari berturut-turut melemah di tengah meredanya tensi perang dagang, sehingga aset minim risiko (safe havenseperti yen mulai ditinggalkan.

Saat ini tensi masih mereda, ada kemungkinan rupiah akan melanjutkan penguatan terhadap mata uang tersebut. Pasalnya, ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih sebatas wacana. Perlu persetujuan legislatif agar bea tambahan bagi US$500 miliar produk impor China bisa dijalankan.

Sementara itu, pihak legislatif sudah menunjukkan ketidaksetujuan atas rencana Trump tersebut. Karenanya, kemungkinan tensi perang dagang akan mereda untuk beberapa saat. Kondisi ini bisa menjadi momentum rupiah untuk terus melanjutkan penguatannya hari ini.

Poundsterling juga layak diperhatikan pergerakannya pada hari ini, mengingat posisi Inggris sebagai 10 negara dengan pertumbuhan terbesar di dunia. Kemarin, rupiah menguat terhadap poundsterling.

Untuk hari ini, rupiah berpeluang melemah terhadap sterling. Pasalnya, rilis data ekonomi terbaru berupa survei bisnis lebih tinggi dari perkiraan pasar. Data Confederation of British Industry menyebutkan iklim bisnis berada di angka 11, lebih tinggi dari konsensus pasar di angka 9.  

Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode Juli 2017 yang sebesar 10.
Data ini bisa menjadi persepsi baik di mata investor sehingga pounsterling bisa terapresiasi. Di sisi lain, proyeksi kenaikan CAD Indonesia masih menjadi pemberat bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular