Rupiah Berjaya Terhadap Mata Uang Utama Asia dan Eropa
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
25 July 2018 18:39
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini boleh dikatakan menjadi hari kejayaan bagi rupiah karena mampu menguat terhadap mata uang utama dari kawasan Asia hingga Eropa.
Berikut data perdagangan rupiah terhadap mata uang negara-negara utama di kawasan Asia dan Eropa pada Rabu (25/07/2018) pukul 16:40 WIB:
Kondisi dolar AS yang sedang lesu mampu dimanfaatkan oleh rupiah. Tidak hanya rupiah, bahkan mata uang negara-negara kawasan Asia lain pun mampu menguat terhadap greenback.
Pelemahan ini dipicu juga aksi profit taking setelah dolar AS sudah menguat cukup tajam. Dollar Index terapresiasi 2,82% sejak awal tahun, cukup memberikan alasan bagi investor merealisasikan keuntungannya. Investor pun melepas kepemilikan greenback sehingga kursnya melemah.
Dari sisi fundamental, pelemahan dolar AS terjadi menyusul proyeksi ekonomi AS yang akan melambat pada kuartal III-2018. Jajak pendapat Reuters kepada lebih dari 100 ekonom menunjukkan momentum laju perekonomian AS akan mulai pudar selepas kuartal II.
Penyebabnya adalah suku bunga acuan yang terus naik sehingga mengerem pertumbuhan ekonomi. The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan 2 kali lagi sehingga menjadi 4 kali sepanjang 2018 atau lebih banyak dari perkiraan semula sebanyak tiga kali.
"Kami memperkirakan kuartal II adalah puncak pertumbuhan. Bukan awal dari laju pertumbuhan yang lebih cepat," tegas Michael Moran, Kepala Ekonom Daiwa Capital Markets, dikutip Reuters.
Kedua faktor ini cukup menyebabkan dolar AS babak belur, sehingga rupiah mampu menguat signifikan. Penguatan rupiah ini memicu kenaikan nilai aset investasi rupiah sehingga investor asing pun masuk ke pasar.
Hingga pukul 16:00 WIB, investor asing membunkukan pembelian bersih (net buy) hingga Rp 95,99 miliar. Aliran dana ini membuat rupiah tidak hanya menguat terhadap dolar AS, tapi juga terhadap mata uang utama Asia hingga Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Pukul 14:00 WIB: Rupiah Turun Lagi ke Rp 14.340/US$
Berikut data perdagangan rupiah terhadap mata uang negara-negara utama di kawasan Asia dan Eropa pada Rabu (25/07/2018) pukul 16:40 WIB:
| Mata Uang | Bid Terakhir | Change (%) |
| Ringgit Malaysia | Rp 3.560,34 | +0,29 |
| Dolar Singapura | Rp 10.617,75 | +0,28 |
| Yuan China | Rp 2.136,07 | +0,12 |
| Yen Jepang | Rp 130,11 | +0,38 |
| Euro | Rp 16.922,28 | +0,37 |
| Poundsterling | Rp 19.011,22 | +0,41 |
| Dolar Amerika Serikat (AS) | Rp 14.455,00 | +0,48 |
Pelemahan ini dipicu juga aksi profit taking setelah dolar AS sudah menguat cukup tajam. Dollar Index terapresiasi 2,82% sejak awal tahun, cukup memberikan alasan bagi investor merealisasikan keuntungannya. Investor pun melepas kepemilikan greenback sehingga kursnya melemah.
Penyebabnya adalah suku bunga acuan yang terus naik sehingga mengerem pertumbuhan ekonomi. The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan 2 kali lagi sehingga menjadi 4 kali sepanjang 2018 atau lebih banyak dari perkiraan semula sebanyak tiga kali.
"Kami memperkirakan kuartal II adalah puncak pertumbuhan. Bukan awal dari laju pertumbuhan yang lebih cepat," tegas Michael Moran, Kepala Ekonom Daiwa Capital Markets, dikutip Reuters.
Kedua faktor ini cukup menyebabkan dolar AS babak belur, sehingga rupiah mampu menguat signifikan. Penguatan rupiah ini memicu kenaikan nilai aset investasi rupiah sehingga investor asing pun masuk ke pasar.
Hingga pukul 16:00 WIB, investor asing membunkukan pembelian bersih (net buy) hingga Rp 95,99 miliar. Aliran dana ini membuat rupiah tidak hanya menguat terhadap dolar AS, tapi juga terhadap mata uang utama Asia hingga Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Pukul 14:00 WIB: Rupiah Turun Lagi ke Rp 14.340/US$
Most Popular