Ikuti Jejak Bursa Asia, IHSG Dibuka Menguat 0,21%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 July 2018 09:29
IHSG dibuka menguat 0,21% ke level 5.944,13 pada perdagangan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,21% ke level 5.944,13 pada perdagangan hari ini. Penguatan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka di zona hijau: indeks Kospi naik 0,18%, indeks Hang Seng naik 0,85%, indeks Nikkei naik 0,37%, indeks Shanghai naik 0,2%, dan indeks Strait Times naik 0,36%.

Laju Wall Street yang positif dini hari tadi memotori positifnya kinerja bursa saham negara-negara Asia, termasuk Indonesia: indeks Dow Jones naik 0,79%, indeks S&P 500 naik 0,48%, dan Nasdaq naik 0,47%.

Penyebab utama penguatan Wall Street adalah kinerja emiten yang solid. Saham Alphabet Inc, perusahaan induk dari Google, melonjak hingga 3,89% dan menjadi motor utama bagi penguatan Wall Street.

Pada kuartal II-2018, laba per saham (Earnings Per Share/EPS) Alphabet mencapai US$ 10,58, di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan sebesar US$ 9,52. Pendapatan yang mencapai US$ 32,66 miliar pun berada di atas konsensus pasar yang memperkirakan di angka US$ 32,17 miliar.

Kemudian, sentimen positif juga datang dari China. Kemarin (24/7/2018), pemerintah China berjanji untuk menerapkan kebijakan fiskal yang ekspansif guna mendukung pertumbuhan ekonomi, seiring dengan melemahnya laju ekonomi Negeri Panda.

Sebelumnya, bank sentral China yakni People Bank of China (PBoC) secara mengejutkan menyuntikkan uang tunai senilai 502 miliar yuan atau setara US$ 74 miliar (Rp 1.058,2 triliun) ke sistem perbankan pada hari Senin (23/7/2018) dalam bentuk pinjaman kepada bank-bank komersial.

Suntikan ini merupakan yang terbesar yang pernah digelontorkan ke pasar dalam bentuk lending facility jangka menengah. Instrumen moneter ini dibuat pada 2014 dengan jangka waktu 3-12 bulan.

Sepanjang tahun ini, bursa saham China dan Asia tertekan salah satunya oleh usaha pemerintah China untuk mengurangi tingkat utang sektor swasta yang menggunung. Dengan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ekspansif, likuiditas akan berlimpah sehingga laju perekonomian China diharapkan bisa dipertahankan di level yang relatif tinggi.

Tak ada data ekonomi yang dijadwalkan untuk dirilis hari ini. Namun, investor akan mencermati laporan keuangan dari emiten-emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular