
Dibayangi Pelemahan Rupiah, Laju IHSG Tertahan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 July 2018 12:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,3% ke level 5.933,59 sampai dengan akhir sesi I. Penguatan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Kospi naik 0,53%, indeks Hang Seng naik 1,49%, indeks Nikkei naik 0,55%, indeks Strait Times naik 0,31%, dan indeks Shanghai naik 1,59%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,27 triliun dengan volume sebanyak 5,26 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 198.206 kali.
Pasca tertekan pada perdagangan kemarin, bursa saham Benua Kuning berhasil naik ke zona hijau pada perdagangan hari ini, seiring dengan positifnya pergerakan Wall Street dini hari tadi: indeks S&P 500 menguat 0,18% dan indeks Nasdaq menguat 0,29%.
Kinerja Wall Street yang cenderung positif ini didorong oleh optimisme semakin membaiknya performa emiten dan perekonomian AS secara keseluruhan. Kini, konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan rata-rata laba emiten di Wall Street pada kuartal II-2018 tumbuh sebesar 22% YoY, naik dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 20,7% YoY.
Saham Alphabet Inc (induk Google) naik 1,09% setelah rilis laporan keuangan kuartal II-2018. Laba per saham diumumkan sebesar US$ 10,58, lebih baik ketimbang konsensus yang sebesar US$ 9,52.
Namun, penguatan IHSG tertahan oleh pelemahan rupiah. Sempat menguat hingga ke level 5.945,85 (+0,51% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, 23/7/2018), pelemahan rupiah terbukti membuat IHSG tak bisa menguat banyak-banyak.
Hingga siang ini, rupiah melemah 0,38% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14,540. Pelemahan rupiah merupakan hasil dari semakin mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve, seiring dengan serangan oleh Presiden Donald Trump terhadap the Fed.
Trump menilai pengetatan moneter oleh the Fed akan menghambat pemulihan ekonomi Negeri Adidaya. Kenaikan suku bunga yang diperkirakan mencapai empat kali sepanjang 2018 membuat dolar AS menguat sendirian, dan itu membuat ekspor AS kurang kompetitif.
"China, Uni Eropa, dan lainnya telah memanipulasi mata uang mereka dan suku bunga ditekan serendah mungkin. Sementara AS menaikkan suku bunga dan dolar AS semakin kuat, menyebabkan kita tidak kompetitif. Seperti biasa, bukan sebuah kesetaraan (level playing field)," cuit Trump melalui Twitter.
Sebagai informasi, bank sentral merupakan sebuah institusi yang independen. Kini, ada ketakutan bahwa The Fed justru akan semakin yakin untuk bergerak lebih agresif guna membuktikan independensinya. Ketika peluang untuk menaikkan suku bunga acuan nantinya adalah 50:50, the Fed ditakutkan akan cenderung untuk memilih menaikkan.
Lebih lanjut, kondisi geopolitik yang tak kondusif juga membuat laju IHSG tertahan. Melalui akun twitter, Trump dengan keras mengancam Presiden Iran Hassan Rouhani.
"JANGAN PERNAH LAGI MENGANCAM AS ATAU ANDA AKAN MENGALAMI KONSEKUENSI YANG BELUM PERNAH TERJADI SEBELUMNYA. KAMI BUKAN LAGI NEGARA YANG BISA BERDIAM ATAS PERKATAAN ANDA YANG MENYEBARKAN KEKERASAN DAN KEMATIAN. WASPADALAH!" tegas Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Ancaman dari Trump ini keluar merespon pernyataan Rouhani yang sebelumnya memperingatkan akan bahaya yang akan terjadi jika AS berperang dengan Iran.
"Tuan Trump, tolong jangan bermain-main dengan ekor singa karena hanya akan membawa penyesalan. AS harus tahu bahwa perdamaian dengan Iran adalah biangnya damai, sementara peperangan dengan Iran adalah biangnya perang," tegas Rouhani dalam acara pembekalan kepada para diplomat, seperti dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, AS sudah keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran dan akan menjatuhkan sanksi ekonomi bagi Teheran.
Terakhir, tekanan bagi IHSG datang dari kabar bahwa Bank of Japan (BoJ) akan mulai mengurangi stimulus moneter yang selama ini diberikan. Mengutip Reuters, sebuah sumber pada hari Jumat (20/7/2018) mengatakan bahwa BoJ menggelar diskusi awal terkait kemungkinan untuk mengubah kebijakan moneternya, termasuk penyesuaian target suku bunga, mekanisme pembelian saham, serta cara-cara untuk membuat quantitative easing menjadi lebih berkelanjutan.
Ada ketakutan bahwa normalisasi yang kelewat agresif bisa mematikan ekonomi Jepang. Apalagi, perang dagang dengan AS juga masih berkecamuk.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Perbankan Diproyeksi Tumbuh Stagnan
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,27 triliun dengan volume sebanyak 5,26 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 198.206 kali.
Pasca tertekan pada perdagangan kemarin, bursa saham Benua Kuning berhasil naik ke zona hijau pada perdagangan hari ini, seiring dengan positifnya pergerakan Wall Street dini hari tadi: indeks S&P 500 menguat 0,18% dan indeks Nasdaq menguat 0,29%.
Saham Alphabet Inc (induk Google) naik 1,09% setelah rilis laporan keuangan kuartal II-2018. Laba per saham diumumkan sebesar US$ 10,58, lebih baik ketimbang konsensus yang sebesar US$ 9,52.
Namun, penguatan IHSG tertahan oleh pelemahan rupiah. Sempat menguat hingga ke level 5.945,85 (+0,51% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, 23/7/2018), pelemahan rupiah terbukti membuat IHSG tak bisa menguat banyak-banyak.
Hingga siang ini, rupiah melemah 0,38% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14,540. Pelemahan rupiah merupakan hasil dari semakin mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve, seiring dengan serangan oleh Presiden Donald Trump terhadap the Fed.
Trump menilai pengetatan moneter oleh the Fed akan menghambat pemulihan ekonomi Negeri Adidaya. Kenaikan suku bunga yang diperkirakan mencapai empat kali sepanjang 2018 membuat dolar AS menguat sendirian, dan itu membuat ekspor AS kurang kompetitif.
"China, Uni Eropa, dan lainnya telah memanipulasi mata uang mereka dan suku bunga ditekan serendah mungkin. Sementara AS menaikkan suku bunga dan dolar AS semakin kuat, menyebabkan kita tidak kompetitif. Seperti biasa, bukan sebuah kesetaraan (level playing field)," cuit Trump melalui Twitter.
Sebagai informasi, bank sentral merupakan sebuah institusi yang independen. Kini, ada ketakutan bahwa The Fed justru akan semakin yakin untuk bergerak lebih agresif guna membuktikan independensinya. Ketika peluang untuk menaikkan suku bunga acuan nantinya adalah 50:50, the Fed ditakutkan akan cenderung untuk memilih menaikkan.
Lebih lanjut, kondisi geopolitik yang tak kondusif juga membuat laju IHSG tertahan. Melalui akun twitter, Trump dengan keras mengancam Presiden Iran Hassan Rouhani.
"JANGAN PERNAH LAGI MENGANCAM AS ATAU ANDA AKAN MENGALAMI KONSEKUENSI YANG BELUM PERNAH TERJADI SEBELUMNYA. KAMI BUKAN LAGI NEGARA YANG BISA BERDIAM ATAS PERKATAAN ANDA YANG MENYEBARKAN KEKERASAN DAN KEMATIAN. WASPADALAH!" tegas Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Ancaman dari Trump ini keluar merespon pernyataan Rouhani yang sebelumnya memperingatkan akan bahaya yang akan terjadi jika AS berperang dengan Iran.
"Tuan Trump, tolong jangan bermain-main dengan ekor singa karena hanya akan membawa penyesalan. AS harus tahu bahwa perdamaian dengan Iran adalah biangnya damai, sementara peperangan dengan Iran adalah biangnya perang," tegas Rouhani dalam acara pembekalan kepada para diplomat, seperti dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, AS sudah keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran dan akan menjatuhkan sanksi ekonomi bagi Teheran.
Terakhir, tekanan bagi IHSG datang dari kabar bahwa Bank of Japan (BoJ) akan mulai mengurangi stimulus moneter yang selama ini diberikan. Mengutip Reuters, sebuah sumber pada hari Jumat (20/7/2018) mengatakan bahwa BoJ menggelar diskusi awal terkait kemungkinan untuk mengubah kebijakan moneternya, termasuk penyesuaian target suku bunga, mekanisme pembelian saham, serta cara-cara untuk membuat quantitative easing menjadi lebih berkelanjutan.
Ada ketakutan bahwa normalisasi yang kelewat agresif bisa mematikan ekonomi Jepang. Apalagi, perang dagang dengan AS juga masih berkecamuk.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Perbankan Diproyeksi Tumbuh Stagnan
Most Popular