Harga Emas Loyo, Tak Mampu Manfaatkan Tensi AS-Iran

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
24 July 2018 12:23
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak melemah sebesar 0,51% ke US$1.219,3/troy ounce.
Foto: REUTERS/Issei Kato
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak melemah sebesar 0,51% ke US$1.219,3/troy ounce, pada perdagangan hari ini Selasa (24/07/2018) hingga pukul 12.00 WIB hari ini. Harga sang logam mulia meneruskan pelemahan sebesar 0,45% pada perdagangan kemarin.

Tekanan bagi harga emas di awal pekan ini datang dari keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) yang banjir sentimen positif. Sementara itu memanasnya tensi geopolitik antara AS-Iran, nampaknya tidak mampu mengerek harga komoditas yang menjadi instrumen investasi safe haven ini.
Harga Emas Loyo, Tak Mampu Manfaatkan Tensi AS-IranFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, menguat hingga 0,23% pada perdagangan kemarin. Hingga pukul 12.00 WIB perdagangan hari ini, indeks ini juga masih membukukan kenaikan sebesar 0,07%.

Penguatan dolar AS didukung kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Kemarin, yied obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik hingga 2,965%, yang merupakan level tertingginya dalam lima minggu terakhir.

Yield obligasi berbanding lurus dengan nilai tukar dolar AS. Kala yield naik, maka dolar AS cenderung menguat karena kenaikan yield pada akhirnya akan memancing investor untuk masuk ke pasar obligasi karena tertarik dengan imbalan yang lebih tinggi.

Kenaikan yield obligasi AS didorong oleh pernyataan The Federal Reserve/The Fed yang seolah tidak mengindahkan kritik Presiden Trump. The Fed kemungkinan besar masih akan menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi sampai akhir tahun, walau Trump menilai kenaikan suku bunga dapat menghambat pemulihan ekonomi.

Selain itu, pelaku pasar juga cenderung mengoleksi greenback jelang pengumuman pembacaan pertama pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2018. The Fed dalam proyeksi teranyarnya keluaran 18 Juli 2018, menyebutkan pertumbuhan ekonomi AS kuartal lalu kemungkinan mencapai 4,5%. Jauh lebih cepat ketimbang periode yang sama tahun lalu yaitu 2,6%.

Semakin membaiknya perekonomian AS tentu membuat The Fed kian yakin untuk menaikkan suku bunga dua kali lagi, atau menjadi empat kali sepanjang 2018. Ini dilakukan untuk menjaga ekspektasi inflasi dan perekonomian AS tidak mengalami overheating. Hal ini kemudian menjadi energi positif tambahan bagi mata uang Negeri Paman Sam.

Di sisi lain, kondisi geopolitik global sebenarnya mendukung harga emas untuk melakukan penguatan. Ketegangan antara AS-Iran kini semakin memanas. Seperti diketahui, AS sudah keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran dan kemungkinan akan menjatuhkan sanksi bagi Teheran. Setelah dipulihkannya sanksi Iran, hubungan Negeri Persia dan Negeri Paman Sam semakin memburuk.

Trump kini balik mengancam Presiden Iran Hassan Rouhani dalam unggahan twitter-nya hari Minggu (22/7/2018) malam waktu setempat. Cuitan itu ditulis dengan huruf kapital yang mengindikasikan kekesalan sang presiden.

"Kepada Presiden Rouhani: JANGAN PERNAH MENGANCAM AMERIKA SERIKAT LAGI ATAU ANDA AKAN MENDAPATKAN KONSEKUENSI YANG SERUPA DENGAN APA YANG SEJARAH PERNAH DERITA DULU. KAMI BUKAN LAGI SEBUAH NEGARA YANG AKAN MEMBELA KATA-KATA GILA ANDA SOAL KEKERASAN DAN KEMATIAN. BERHATI-HATILAH!"

Kicauan itu muncul setelah Rouhani memperingatkan sang pemimpin AS hari Minggu agar tak mengambil kebijakan yang keras terhadap Iran.

Situasi di Timur Tengah yang makin memanas, tentunya akan membawa risiko bagi pasar keuangan dan bursa saham global. Hal ini seharusnya memicu investor untuk berperilaku defensif, dan beralih memeluk aset safe haven seperti emas. Namun, rumus ini sepertinya tidak berlaku, setidaknya untuk saat ini.

Pasalnya, belum ada tindakan riil yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Yang terjadi sejauh ini hanyalah "berbalas pantun" antara Trump dan Rouhani. Investor pun cenderung menyangsikan situasi saat ini akan tereskalasi ke skala yang lebih besar, misalnya menjadi agresi militer. 


(RHG/hps) Next Article Dolar AS Melandai, Harga Emas Merangkak Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular