Rupiah Terus Tertekan, IHSG Berpotensi ke Level 5.435

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 July 2018 17:59
Sementara emiten penjualan berbasis dolar seperti batu bara dan logam serta manufakturing justru akan diuntungkan oleh pelemahan rupiah.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis memperingatkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa terkoreksi ke level 5.435 jika nilai tukar rupiah terus terdepresiasi. Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan triple defisit yang terjadi di Indonesia, yakni neraca perdagangan, neraca jasa dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) menyebabkan nilai tukar rupiah terus tertekan.

"Ditambah lagi dengan kebijakan The Fed (The Federal Reserve) menaikkan Fed Fund Rate. Nah kebetulan pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo tahun ini dan tahun depan cukup besar. Ini yang membuat rupiah tertekan. Artinya kita sekarang memasuki masa normalisasi lagi, new normal," kata Edwin beberapa waktu lalu.

Kondisi ini diperparah dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Dalam masa seperti ini maka pelaku pasar cenderung akan lebih memilih untuk wait and see.

Selain itu, lanjut Edwin, pelemahan nilai tukar rupiah akan langsung berdampak negatif pada emiten-emiten yang menggantungkan bahan bakunya dari impor dan yang punya utang besar dalam dolar. Sementara emiten penjualan berbasis dolar seperti batu bara dan logam serta manufakturing justru akan diuntungkan oleh pelemahan rupiah.

Den mengenyampingkan faktor perang dagang atau kemungkinan perang dagang mereda, Edwin memperkirakan indeks hingga akhir tahun nanti bisa menguat dikisaran level 5.825-6.210 poin.

"Tapi kalau terjadi rupiah terus turun dengan lebih cepat, rate naik dan trade war makin parah ya kita menuju 5.435," kata dia.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular