
Yen Kian Perkasa Lawan Rupiah, Catat Penguatan Hari Kelima
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
23 July 2018 13:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali melemah terhadap yen Jepang pada perdagangan siang ini. Akibatnya, rupiah terdepresiasi hingga 5 hari berturut-turut sejak pekan lalu.
Pada Senin (23/7/2018) pukul 12:50 WIB, JPY1 dibanderol Rp 130,34. Rupiah melemah 0,33% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu. Situasi ini menyebabkan depresiasi rupiah menyentuh angka 8,26% sejak awal tahun.
Pelemahan ini berdampak kepada harga jual yen yang hampir menembus Rp 133,99/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 12:42 WIB:
Penguatan yen hari ini didorong oleh tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang lagi-lagi memanas. Terbaru, penyebab tensi perang dagang semakin memanas akibat komentar Presiden AS, Donald Trump.
"Kita sudah kalah jauh (dalam hal perdagangan dengan China). Saya siap untuk menuju 500 (miliar dolar)," tegas Trump dalam wawancara dengan CNBC.
Trump memang sudah lama mengeluhkan defisit perdagangan AS dengan China, yang menurutnya sangat tidak adil dan melukai Negeri Paman Sam.
Membanjirnya produk China di pasar AS dinilainya mengancam industri dalam negeri dan penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu, Trump mengancam pengenaan bea masuk terhadap produk-produk China. Terakhir, AS mengenakan bea masuk 25% kepada 818 produk China senilai US$ 34 miliar.
Ancaman Trump berikutnya adalah menambah bea masuk bagi produk China senilai US$500 miliar. Saat ditanya tentang jatuhnya pasar akibat kebijakan tersebut, eks taipan properti itu bergeming.
Komentar itu menyebabkan tensi perang dagang jauh dari kata mereda. Akibatnya, risk appetite investor berkurang dan beralih ke instrument safe haven salah satunya yen Jepang dan mendorong yen menguat terhadap dolar AS hingga 0,39%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Senin (23/7/2018) pukul 12:50 WIB, JPY1 dibanderol Rp 130,34. Rupiah melemah 0,33% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu. Situasi ini menyebabkan depresiasi rupiah menyentuh angka 8,26% sejak awal tahun.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 125,95 | Rp 130,71 |
Bank BNI | Rp 126,71 | Rp 133,31 |
Bank BRI | Rp 129,52 | Rp 131,64 |
Bank BCA | Rp 127,43 | Rp 133,99 |
Penguatan yen hari ini didorong oleh tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang lagi-lagi memanas. Terbaru, penyebab tensi perang dagang semakin memanas akibat komentar Presiden AS, Donald Trump.
Trump memang sudah lama mengeluhkan defisit perdagangan AS dengan China, yang menurutnya sangat tidak adil dan melukai Negeri Paman Sam.
Membanjirnya produk China di pasar AS dinilainya mengancam industri dalam negeri dan penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu, Trump mengancam pengenaan bea masuk terhadap produk-produk China. Terakhir, AS mengenakan bea masuk 25% kepada 818 produk China senilai US$ 34 miliar.
Ancaman Trump berikutnya adalah menambah bea masuk bagi produk China senilai US$500 miliar. Saat ditanya tentang jatuhnya pasar akibat kebijakan tersebut, eks taipan properti itu bergeming.
"Kalau memang terjadi, terjadilah. Saya tidak melakukan ini untuk politik," ujarnya.
Komentar itu menyebabkan tensi perang dagang jauh dari kata mereda. Akibatnya, risk appetite investor berkurang dan beralih ke instrument safe haven salah satunya yen Jepang dan mendorong yen menguat terhadap dolar AS hingga 0,39%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular