Cadev RI Kian Jauh Tertinggal dengan Negara Tetangga

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
20 July 2018 13:28
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo mendapat respons negatif.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo nampaknya mendapat respon negatif dari pasar. Pasalnya pergerakan rupiah semakin melemah dan tembus Rp 14.500/US$.

Kondisi ini dapat mendorong BI untuk kembali melakukan stabilisasi nilai tukar. Tentu situasi tersebut akan semakin menggerus cadangan devisa yang ada. Pasalnya sejak awal tahun 2018 hingga Juni 2018, cadangan devisa Indonesia terus berkurang hingga tinggal US$ 119,8 miliar. Salah satunya untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah.

Saat ini posisi cadangan Indonesia jauh tertinggal dengan negara Asia Tenggara lain seperti Singapura dan Thailand. Bahkan Indonesia hanya unggul dibandingkan Malaysia dan Filipina

Cadev RI Kian Jauh Tertinggal dengan Negara TetanggaFoto: Doc CNBC


Potensi cadangan devisa untuk tergerus kedepannya bisa semakin besar. Pasalnya The Federal Reserve/The Fed telah memberikan sinyal kuat untuk menaikkan suku bunga acuan dua kali pada sisa tahun berjalan.

Selain kenaikan suku bunga acuan, The Fed juga terus melakukan normalisasi neraca. Saat krisis keuangan global, The Fed menggelontorkan likuiditas ke pasar dengan memborong surat-surat berharga. Neraca The Fed pun membengkak.


Kini, The Fed sedang dalam proses untuk merampingkan neraca tersebut. Caranya adalah melepas surat-surat berharga yang dimilikinya, menyedot likuiditas dari pasar. 



Powell mengatakan proses normalisasi neraca ini bisa berlangsung selama 3-4 tahun. Dalam periode tersebut, likuiditas dolar AS akan cenderung ketat karena ditarik oleh The Fed. 

Persepsi ini semakin menebalkan keyakinan investor bahwa nilai dolar AS akan semakin kuat karena pasokannya kian terbatas. Aksi beli pun terus melanda greenback, sehingga nilainya bertambah naik.

Kondisi rupiah yang semakin lemah, membuat cadangan devisa menjadi taruhannya. Potensi devisa semakin berkurangnya pun sangat besar. Jika itu terjadi, maka ekonomi domestik akan semakin rentan dengan gejolak dari eksternal. Maka BI perlu mencermati hal tersebut, agar ekonomi Indonesia tetap stabil ditengah kuatnya pengaruh dari global.

TIM RISET CNBC INDONESIA








(dru) Next Article Dua Kali Rekor, Cadev RI Akhirnya Turun ke US$ 145,5 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular