
Berkat Donald Trump, Rupiah Punya Kemungkinan Menguat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 July 2018 11:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang masih terdepresiasi. Namun ada harapan mata uang Negeri Paman Sam melemah, dan itu bisa dimanfaatkan oleh rupiah.
Pada Jumat (20/7/2018) pukul 11:00 WIB, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.525. Rupiah melemah 0,38 % dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Rupiah berada di posisi terlemah sejak Oktober 2015. Namun, pelemahan rupiah sudah agak sedikit melandai.
Di Asia, sejumlah mata uang pun mulai menipiskan depresiasinya. Bahkan ada yang mampu berbalik menguat.
Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 11:07 WIB, mengutip Reuters:
Penguatan dolar AS mulai terbatas. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback relatif terhadap enam mata uang utama, bahkan melemah 0,04% pada pukul 11:10 WIB.
Sepertinya pasar sudah mulai mencerna komentar Presiden AS Donald Trump. Dalam wawancara dengan CNBC International, eks pembawa acara reality show The Apprentice itu mengatakan dolar AS sudah terlalu kuat kuat sehingga ekspor Negeri Paman Sam menjadi kurang kompetitif.
"Dolar AS yang menguat telah membuat kita dalam posisi tidak menguntungkan. Apalagi yuan China jatuh seperti batu," ujarnya.
Komentar Trump menjadi pelatuk yang bisa jadi akan membuat dolar AS memulai tren depresiasinya. Mata uang ini memang sudah menguat agak keterlaluan, terlalu lama seolah tanpa jeda.
Akibat penyataan Trump, dolar AS mengalami tekanan jual. Mata uang Asia pun mampu membalikkan kedudukan. Rupiah masih tertinggal, tetapi ada harapan untuk berbalik arah meski mungkin kemungkinannya tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Jumat (20/7/2018) pukul 11:00 WIB, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.525. Rupiah melemah 0,38 % dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Rupiah berada di posisi terlemah sejak Oktober 2015. Namun, pelemahan rupiah sudah agak sedikit melandai.
![]() |
Di Asia, sejumlah mata uang pun mulai menipiskan depresiasinya. Bahkan ada yang mampu berbalik menguat.
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 112,31 | +0,12 |
Yuan China | 6,79 | -0,30 |
Won Korea Selatan | 1.136,00 | -0,14 |
Dolar Taiwan | 30,71 | -0,11 |
Dolar Hong Kong | 7,85 | +0,01 |
Rupee India | 68,96 | +0,07 |
Dolar Singapura | 1,37 | +0,06 |
Baht Thailand | 33,51 | +0,13 |
Peso Filipina | 53,51 | +0,13 |
Penguatan dolar AS mulai terbatas. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback relatif terhadap enam mata uang utama, bahkan melemah 0,04% pada pukul 11:10 WIB.
Sepertinya pasar sudah mulai mencerna komentar Presiden AS Donald Trump. Dalam wawancara dengan CNBC International, eks pembawa acara reality show The Apprentice itu mengatakan dolar AS sudah terlalu kuat kuat sehingga ekspor Negeri Paman Sam menjadi kurang kompetitif.
"Dolar AS yang menguat telah membuat kita dalam posisi tidak menguntungkan. Apalagi yuan China jatuh seperti batu," ujarnya.
Komentar Trump menjadi pelatuk yang bisa jadi akan membuat dolar AS memulai tren depresiasinya. Mata uang ini memang sudah menguat agak keterlaluan, terlalu lama seolah tanpa jeda.
Akibat penyataan Trump, dolar AS mengalami tekanan jual. Mata uang Asia pun mampu membalikkan kedudukan. Rupiah masih tertinggal, tetapi ada harapan untuk berbalik arah meski mungkin kemungkinannya tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular