
Lagi, Rupiah Terlemah Sepanjang Sejarah Lawan Dolar Singapura
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
20 July 2018 09:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam empat hari berturut-turut, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Singapura. Akibat pelemahan tersebut, rupiah kembali berada di posisi terlemahnya sepanjang sejarah.
Pada Jumat (20/7/2018), pukul 09.45 WIB, SG$ 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 10.589,69. Rupiah melemah 0,35 % dibandingkan perdagangan kemarin.
Tren pelemahan yang masih berlangsung, menyebabkan harga jual dolar Singapura di sejumlah bank masih bertahan di atas 10.700. Berikut data perdagangan dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:35 WIB:
Sentimen pelemahan rupiah datang dari arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Kemarin, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate di 5,25% Hasil ini sesuai dengan konsensus pasar.
Hal ini pun berdampak kepada minat investor yang turun terhadap instrumen pasar keuangan. Dari pasar obligasi, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun bergerak naik. Per hari ini, yield naik ke 7,796% dari sebelumnya 7,763 %. Kenaikan tersebut mencerminkan investor melepas kepemilikan mereka sehingga harganya turun.
Sebaliknya di Singapura, minat terhadap obligasi pemerintah cukup tinggi. Pergerakan yield turun ke 2,436% dari sebelumnya di 2,446%. Artinya permintaan cukup tinggi sehingga mendorong harga naik dan yield pun turun.
Kondisi pasar obligasi di Negeri Singa yang lebih semarak, membuat mata uang domestik pun ikut menguat. Situasi ini membuat rupiah kembali tertekan dan berada di posisi terlemahnya di hadapan dolar Singapura sepanjang sejarah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar Singapura Menguat, Bank Kembali Jual di Atas Rp 10.700
Pada Jumat (20/7/2018), pukul 09.45 WIB, SG$ 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 10.589,69. Rupiah melemah 0,35 % dibandingkan perdagangan kemarin.
Tren pelemahan yang masih berlangsung, menyebabkan harga jual dolar Singapura di sejumlah bank masih bertahan di atas 10.700. Berikut data perdagangan dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:35 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.378,00 | Rp 10,677,00 |
Bank BNI | Rp 10.456,00 | Rp 10.716,00 |
Bank BRI | Rp 10.477,06 | Rp 10.605,73 |
Bank BCA | Rp 10.472,00 | Rp 10.699,00 |
Sentimen pelemahan rupiah datang dari arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Kemarin, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate di 5,25% Hasil ini sesuai dengan konsensus pasar.
Hal ini pun berdampak kepada minat investor yang turun terhadap instrumen pasar keuangan. Dari pasar obligasi, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun bergerak naik. Per hari ini, yield naik ke 7,796% dari sebelumnya 7,763 %. Kenaikan tersebut mencerminkan investor melepas kepemilikan mereka sehingga harganya turun.
Sebaliknya di Singapura, minat terhadap obligasi pemerintah cukup tinggi. Pergerakan yield turun ke 2,436% dari sebelumnya di 2,446%. Artinya permintaan cukup tinggi sehingga mendorong harga naik dan yield pun turun.
Kondisi pasar obligasi di Negeri Singa yang lebih semarak, membuat mata uang domestik pun ikut menguat. Situasi ini membuat rupiah kembali tertekan dan berada di posisi terlemahnya di hadapan dolar Singapura sepanjang sejarah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar Singapura Menguat, Bank Kembali Jual di Atas Rp 10.700
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular