
Klaim Pengangguran AS Cetak Rekor Terendah Dalam 49 Tahun!
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
19 July 2018 20:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) belum berhenti menelurkan hasil yang positif. Teranyar, jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan untuk pengangguran tercatat berkurang secara mengejutkan ke level terendahnya dalam lebih dari 48,5 tahun terakhir, di sepanjang pekan lalu.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran di AS jatuh sebanyak 8.000 orang ke 207.000 orang dalam sepekan yang berakhir tanggal 14 Juli, mengutip rilis data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Angka ini merupakan yang terendah sejak Desember 1969.
Pencapaian tersebut juga jauh lebih rendah daripada konsensus yang dihimpun Reuters, yang memperkirakan adanya kenaikan menjadi 220.000 orang.
Penurunan jumlah klaim pengangguran mingguan ini lantas menjadi yang kedua kalinya secara berturut-turut. Meski demikian, pergerakan ini nampaknya merefleksikan adanya kesulitan pemerintah AS untuk menyesuaikan pembacaan data dengan fluktuasi musiman yang terjadi pada saat ini, yakni saat produsen kendaraan bermotor menutup lini perakitan untuk mengadakan pengadaan alat baru di pabrik (retooling).
Sebagai informasi, produsen kendaraan bermotor di AS melakukan retooling di waktu yang berbeda di bulan Juli. Hal ini lantas dapat mengacaukan model yang pemerintah gunakan untuk "menghaluskan" data klaim pengangguran dari variasi musiman.
Tapi, setidaknya data ini mengindikasikan pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam yang solid. Sebelumnya, ekonomi AS menciptakan 213.00 lapangan kerja pada bulan Juni 2018, dengan tingkat pengangguran meningkat 0,2% ke 4%. Hal ini lantas menunjukkan semakin banyak warga AS yang memasuki pasar tenaga kerja, sebagai tanda memulihnya keyakinan pada prospek lapangan pekerjaan di negeri adidaya.
Sebagai tambahan, dalam paparannya kepada penyusun kebijakan AS pada pekan ini, Gubernur The Federal Reserve/The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa dengan kebijakan moneter yang tepat, pasar tenaga kerja akan tetap masih kuat untuk beberapa tahun ke depan.
Merespons data yang positif ini, penguatan dolar AS semakin tidak terbendung. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, menanjak sebesar 0,5% ke 95,55 hingga pukul 20.00 WIB hari ini. Capaian itu merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Juli 2017.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran di AS jatuh sebanyak 8.000 orang ke 207.000 orang dalam sepekan yang berakhir tanggal 14 Juli, mengutip rilis data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Angka ini merupakan yang terendah sejak Desember 1969.
Pencapaian tersebut juga jauh lebih rendah daripada konsensus yang dihimpun Reuters, yang memperkirakan adanya kenaikan menjadi 220.000 orang.
![]() |
Penurunan jumlah klaim pengangguran mingguan ini lantas menjadi yang kedua kalinya secara berturut-turut. Meski demikian, pergerakan ini nampaknya merefleksikan adanya kesulitan pemerintah AS untuk menyesuaikan pembacaan data dengan fluktuasi musiman yang terjadi pada saat ini, yakni saat produsen kendaraan bermotor menutup lini perakitan untuk mengadakan pengadaan alat baru di pabrik (retooling).
Sebagai informasi, produsen kendaraan bermotor di AS melakukan retooling di waktu yang berbeda di bulan Juli. Hal ini lantas dapat mengacaukan model yang pemerintah gunakan untuk "menghaluskan" data klaim pengangguran dari variasi musiman.
Tapi, setidaknya data ini mengindikasikan pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam yang solid. Sebelumnya, ekonomi AS menciptakan 213.00 lapangan kerja pada bulan Juni 2018, dengan tingkat pengangguran meningkat 0,2% ke 4%. Hal ini lantas menunjukkan semakin banyak warga AS yang memasuki pasar tenaga kerja, sebagai tanda memulihnya keyakinan pada prospek lapangan pekerjaan di negeri adidaya.
Sebagai tambahan, dalam paparannya kepada penyusun kebijakan AS pada pekan ini, Gubernur The Federal Reserve/The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa dengan kebijakan moneter yang tepat, pasar tenaga kerja akan tetap masih kuat untuk beberapa tahun ke depan.
Merespons data yang positif ini, penguatan dolar AS semakin tidak terbendung. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, menanjak sebesar 0,5% ke 95,55 hingga pukul 20.00 WIB hari ini. Capaian itu merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Juli 2017.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular