Saham-Saham Perbankan Jadi Buruan, IHSG Menguat 0,5%

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 July 2018 16:27
IHSG ditutup menguat 0,5% pada perdagangan hari ini ke level 5.890,73.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,5% pada perdagangan hari ini ke level 5.890,73. Penguatan IHSG terjadi kala bursa saham kawasan Asia lainnya yang diperdagangkan bervariasi: indeks Strait Times naik 0,28%, indeks Nikkei naik 0,43%, indeks SET (Thailand) naik 0,44%, indeks KLCI (Malaysia) naik 0,66%, indeks Kospi turun 0,34%, indeks Shanghai turun 0,35%, dan indeks Hang Seng turun 0,23%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,59 triliun dengan volume sebanyak 11,53 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 382.965 kali.

Secara sektoral, sektor jasa keuangan (+0,64%) menjadi kontributor terbesar bagi penguatan IHSG. Saham-saham sektor jasa keuangan yang diperdagangkan menguat utamanya merupakan saham-saham emiten perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk /BBCA (+2,09%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,19%), PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (+2,46%), PT Bank CIMB Niaga Tbk/BNGA (+3,65%), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk/BJBR (+0,97%).

Aksi beli atas saham-saham sektor jasa keuangan dilakukan lantaran koreksi yang cukup dalam pada perdagangan kemarin (17/7/2018) yakni senilai 1,53%. Koreksi yang cukup dalam tersebut membuka ruang bagi investor untuk melakukan akumulasi. Terlebih, ada sentimen positif yang datang dari terjalinnya kesepakatan dagang antara Jepang dengan Uni Eropa.

Kemarin, Jepang dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan dagang yang akan mengeleminasi hampir seluruh tarif. Melalui kesepakatan ini, sekitar 99% tarif yang sebelumnya dikenakan oleh Uni Eropa terhadap produk-produk impor asal Jepang akan dihilangkan. Sementara bagi Uni Eropa, sebanyak 94% tarif ketika mengekspor ke Jepang akan dihilangkan, sebelum nantinya naik menjadi 99% pada tahun-tahun mendatang.

Bagi konsumen Jepang, barang-barang asal Uni Eropa seperti wine, babi, keju, dan biskuit akan lebih murah. Bagi Uni Eropa, komponen mesin, teh dan ikan asal Jepang akan menjadi lebih murah.

Kesepakatan ini tentu merupakan kabar gembira bagi ekonomi dunia. Pasalnya, gabungan dari ekonomi Jepang dan Uni Eropa setara dengan sepertiga ekonomi dunia dan mencakup lebih dari 600 juta masyarakat.

Kesepakatan ini juga memberikan angin segar kala Amerika Serikat terus saja melanjutkan kebijakan proteksionisnya, terutama terhadap China.

Sisi negatifnya, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 35,8 miliar. 5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 172,3 miliar), PT Medikaloka Hermina Tbk/HEAL (Rp 84,1 miliar), PT Sky Energy Indonesia Tbk/JSKY (Rp 50 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 49,6 miliar), dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk/BTPS (Rp 41,5 miliar).

Pelemahan rupiah melandasi aksi jual investor asing. Hingga akhir perdagangan, rupiah tercatat melemah hingga 0,24% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.400. Ketika rupiah melemah, berinvestasi dalam instrumen berbasis rupiah menjadi kurang menarik lantaran ada potensi kerugian kurs yang harus ditanggung.

Dolar AS memang sedang dalam posisi yang relatif kuat, tercermin dari indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,37% (hingga akhir perdagangan IHSG). Penyebabnya adalah testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat. Dalam testimoninya kemarin, Powell mengatakan perekonomian AS tumbuh lebih kuat daripada yang diperkirakan sebelumnya sehingga bank sentral mendukung kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut pada tahun ini.

"Dengan pasar tenaga kerja yang kuat, inflasi mendekati tujuan kami, dan risiko terhadap prospek perekonomian yang kurang lebih seimbang, FOMC percaya bahwa untuk saat ini, jalan terbaik ke depan adalah terus meningkatkan suku bunga secara bertahap," papar Powell.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Diborong Asing, Saham Bank Buku IV Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular