ECB Diprediksi Hawkish, Rupiah Melemah 0,65% terhadap Euro

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
16 July 2018 16:23
Kurs rupiah melemah terhadap euro pada sore ini, memutus tren penguatan yang terjadi dalam seminggu terakhir.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah terhadap euro pada sore ini, memutus tren penguatan yang terjadi dalam seminggu terakhir. 

Pada Senin (16/7/2018) pukul 15:40 WIB, 1 euro dibanderol Rp 16.831,34. Rupiah melemah 0,65% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Pelemahan ini mendorong harga jual euro kembali melompat melampaui level di atas Rp 17.000/EUR.

Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 15:30 WIB: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 16.543,00Rp 16.963,00
Bank BNIRp 16.612,00Rp 17.028,00
Bank BRIRp 16.707,25Rp 16.918,13
Bank BCARp 16.592,00Rp 17.020,00

Penguatan euro datang dari perkiraan tingkat inflasi bulan Juni di Uni-Eropa. Konsensus yang dihimpun oleh Reuters memperkirakan, inflasi Juni di Benua Biru mencapai 2%.
 

Angka itu telah mencapai target inflasi yang ditetapkan European Central Bank (ECB). Artinya, besar kemungkinan ECB mengubah pendirian mereka menjadi lebih cepat menerapkan kenaikan suku bunga (lebih hawkish). 

Sebelumnya, ECB pada Juni lalu menunjukkan sikap untuk tidak menaikkan suku bung acuan, setidaknya hingga tahun 2019 meski ekonomi di Eropa cenderung pulih. Namun, dengan kondisi inflasi yang telah mencapai target, pasar memperkirakan ECB akan mulai berpikir ulang terkait sikap tersebut. 

Meski rilis minutes meeting ECB minggu lalu tidak menyinggung kenaikan suku bunga acuan, pasar masih tetap meyakini ada kenaikan suku bunga acuan tahun ini. Sebagai informasi, sejak april 2018, inflasi di Benua Biru terus meningkat hingga diperkirakan menyentuh 2% pada Juni. 

Bisa jadi, jika ECB tetap bersikap netral, inflasi akan terus merangkak naik. Kenaikan inflasi mengindikasikan perekonomian yang tumbuh, tetapi jika dalam laju yang terlalu cepat bisa berujung persoalan overheating (ekonomi yang memanas karena inflasi tinggi, yang bisa memicu resesi).  

Oleh karena itu, pasar masih memiliki keyakinan ECB akan mengubah sikapnya dalam waktu dekat. Persepsi inipun mendorong euro menguat terhadap mata uang global termasuk rupiah.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular