
Pasar Obligasi Semarak, Dolar Singapura Menguat Lawan Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 July 2018 09:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura melemah pada perdagangan pagi ini. Salah satu penyebabnya adalah aliran modal yang cukup deras masuk ke pasar obligasi Negeri Singa.
Pada Senin (16/7/2018) pukul 09:05 WIB, SG$ 1 dihargai Rp 10.543,39. Rupiah melemah 0,2% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Berikut perkembangan kurs dolar Singapura di sejumlah bank nasional:
Untuk perkembangan kurs dolar Singapura di pasar spot, silakan klik di sini.
Sentimen positif bagi dolar Singapura disebabkan derasnya aliran modal yang masuk ke pasar keuangan negara tersebut. Salah satunya didorong oleh kebijakan Temasek Holdings (lembaga investasi perpanjangan tangan negara di Singapura) yang menaikkan batas penerbitan obligasi global.
Mengutip Reuters, Temasek menaikkan batas penerbitan Medium Term Note (MTN) valas dari US$ 15 miliar (Rp 216,05 triliun dengan kurs saat ini) menjadi US$ 20 miliar (Rp 288,03 triliun).
Kali terakhir Temasek masuk ke pasar surat utang adalah pada Februari 2016, di mana kala itu menerbitkan obligasi senilai US$ 1,28 miliar (Rp 18,43 triliun). Peningkatan batas penerbitan MTN oleh Temasek membuat pasar obligasi Negeri Singa bergairah.
Hasilnya, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Singapura tenor 10 tahun pagi ini berada di 2,428%. Turun cukup signifikan dibandingkan akhir pekan lalu yaitu 2,458%.
Penurunan yield merupakan pertanda harga obligasi sedang naik. Kenaikan harga berarti instrumen ini sedang laris manis. Masuknya dana di pasar obligasi Singapura membuat mata uang mereka menguat relatif terhadap rupiah.
Sementara rupiah tengah melemah terhadap berbagai mata uang. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah melemah 0,15% pada pukul 09:19 WIB.
Dari dalam negeri, investor tengah menantikan rilis data perdagangan internasional yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% YoY sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
Sembari menunggu, investor pun cenderung melepas aset-aset berbasis rupiah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,37% pada pukul 09:21 WIB. Pelepasan aset-aset ini berakibat pada rupiah yang tertekan, termasuk terhadap dolar Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar Singapura Menguat, Bank Kembali Jual di Atas Rp 10.700
Pada Senin (16/7/2018) pukul 09:05 WIB, SG$ 1 dihargai Rp 10.543,39. Rupiah melemah 0,2% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
![]() |
Berikut perkembangan kurs dolar Singapura di sejumlah bank nasional:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank BNI | Rp 10.690 | Rp 10.430 |
Bank BRI | Rp 10.604,61 | Rp 10.474,48 |
Bank BCA | Rp 10.653 | Rp 10.426 |
Bank Mandiri | Rp 10.367 | Rp 10.692 |
Untuk perkembangan kurs dolar Singapura di pasar spot, silakan klik di sini.
Sentimen positif bagi dolar Singapura disebabkan derasnya aliran modal yang masuk ke pasar keuangan negara tersebut. Salah satunya didorong oleh kebijakan Temasek Holdings (lembaga investasi perpanjangan tangan negara di Singapura) yang menaikkan batas penerbitan obligasi global.
Mengutip Reuters, Temasek menaikkan batas penerbitan Medium Term Note (MTN) valas dari US$ 15 miliar (Rp 216,05 triliun dengan kurs saat ini) menjadi US$ 20 miliar (Rp 288,03 triliun).
Kali terakhir Temasek masuk ke pasar surat utang adalah pada Februari 2016, di mana kala itu menerbitkan obligasi senilai US$ 1,28 miliar (Rp 18,43 triliun). Peningkatan batas penerbitan MTN oleh Temasek membuat pasar obligasi Negeri Singa bergairah.
Hasilnya, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Singapura tenor 10 tahun pagi ini berada di 2,428%. Turun cukup signifikan dibandingkan akhir pekan lalu yaitu 2,458%.
Penurunan yield merupakan pertanda harga obligasi sedang naik. Kenaikan harga berarti instrumen ini sedang laris manis. Masuknya dana di pasar obligasi Singapura membuat mata uang mereka menguat relatif terhadap rupiah.
Sementara rupiah tengah melemah terhadap berbagai mata uang. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah melemah 0,15% pada pukul 09:19 WIB.
Dari dalam negeri, investor tengah menantikan rilis data perdagangan internasional yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% YoY sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
Sembari menunggu, investor pun cenderung melepas aset-aset berbasis rupiah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,37% pada pukul 09:21 WIB. Pelepasan aset-aset ini berakibat pada rupiah yang tertekan, termasuk terhadap dolar Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar Singapura Menguat, Bank Kembali Jual di Atas Rp 10.700
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular