
Trump Kecam Kebijakan PM Inggris, Wall Street akan Bervariasi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 July 2018 17:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan penurunan masing-masing sebesar 4 dan 1 poin pada saat pembukaan, sementara Nasdaq diimplikasikan naik sebesar 6 poin.
Investor nampak mencermati jalannya kunjungan kerja Presiden AS Donald Trump ke Inggris yang tak berjalan mulus. Mantan taipan properti tersebut menyebut strategi Brexit yang kini diadopsi oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May berisiko menggagalkan negosiasi perdagangan antara AS dengan Inggris.
"Jika mereka menempuh kesepakatan seperti itu, itu kemungkinan besar (negosiasi perdagangan kedua negara akan gagal), karena kami akan bernegosiasi dengan Uni Eropa dan bukan dengan Inggris. Jadi itu kemungkinan akan membuat negosiasi gagal. Jika mereka menempuh kesepakatan seperti itu, kesepakatan dagang dengan AS mungkin tak akan dicapai," papar Trump kepada the Sun, seperti dikutip dari CNBC International.
Sebagai catatan, pada minggu lalu May mencapai kesepakatan dengan kabinetnya yang akan membuka jalan untuk negosiasi lebih lanjut dengan Uni Eropa terkait dengan Brexit. Perjanjian tersebut mendorong Inggris untuk memelihara hubungan dagang yang sama dengan Uni Eropa seperti dengan yang mereka miliki saat ini.
Namun, ada beberapa hal yang bisa membuat Wall Street berbalik arah ke zona hijau, yakni rilis laporan keuangan dari bank-bank besar di AS. Pada hari ini sebelum perdagangan dibuka, JPMorgan Chase, Citigroup, dan Wells Fargo dijadwalkan untuk merilis laporan keuangan kuartal-II 2018.
Laporan keuangan kuartal-II dari perusahaan-perusahaan di AS diperkirakan akan positif, seiring dengan membaiknya perekonomian AS secara keseluruhan. Pada kuartal-II, The Fed Atlanta memperkirakan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,8% YoY, jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 2% YoY.
Kemudian, ada juga sentimen positif dari risiko perang dagang antara AS-China yang terus mereda. Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan Washington siap membuka kembali negosiasi perdagangan dengan China. Syaratnya, Negeri Tirai Bambu harus melakukan perubahan struktural dalam perekonomiannya.
"Apabila China berkomitmen melakukan perubahan struktural, maka pemerintah siap setiap saat untuk berdiskusi," papar Mnuchin seperti dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemerintahan AS terus mengkaji dampak dari penerapan bea masuk.
"Kami memonitor dampak negatif dari bea masuk dengan seksama. Kami terus melakukan itu," kata Mnuchin.
Pernyataan Mnuchin menegaskan bahwa bahwa AS menyadari adanya konsekuensi negatif yang harus ditanggung kala menerapkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Jika dampak negatif dirasa lebih besar dari manfaat yang didapat, bukan tidak mungkin Presiden Donald Trump berpikir ulang dan membatalkan rencananya.
Pada hari ini pukul 21:00 WIB, pembacaan awal untuk data University of Michigan Consumer Sentiment periode Juli akan diumumkan. Tinggi-rendahnya data ini akan merefleksikan tingkat konsumsi masyarakat AS kedepannya.
Kemudian pada pukul 22:00, Fed Monetary Policy Report akan dirilis. Laporan ini berisikan rangkuman dari diskusi anggota-anggota the Federal Reserve mengenai pelaksanaan kebijakan moneter, perkembangan ekonomi, serta prospeknya di masa depan.
Tak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
(ank/ank) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Investor nampak mencermati jalannya kunjungan kerja Presiden AS Donald Trump ke Inggris yang tak berjalan mulus. Mantan taipan properti tersebut menyebut strategi Brexit yang kini diadopsi oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May berisiko menggagalkan negosiasi perdagangan antara AS dengan Inggris.
"Jika mereka menempuh kesepakatan seperti itu, itu kemungkinan besar (negosiasi perdagangan kedua negara akan gagal), karena kami akan bernegosiasi dengan Uni Eropa dan bukan dengan Inggris. Jadi itu kemungkinan akan membuat negosiasi gagal. Jika mereka menempuh kesepakatan seperti itu, kesepakatan dagang dengan AS mungkin tak akan dicapai," papar Trump kepada the Sun, seperti dikutip dari CNBC International.
Namun, ada beberapa hal yang bisa membuat Wall Street berbalik arah ke zona hijau, yakni rilis laporan keuangan dari bank-bank besar di AS. Pada hari ini sebelum perdagangan dibuka, JPMorgan Chase, Citigroup, dan Wells Fargo dijadwalkan untuk merilis laporan keuangan kuartal-II 2018.
Laporan keuangan kuartal-II dari perusahaan-perusahaan di AS diperkirakan akan positif, seiring dengan membaiknya perekonomian AS secara keseluruhan. Pada kuartal-II, The Fed Atlanta memperkirakan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,8% YoY, jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 2% YoY.
Kemudian, ada juga sentimen positif dari risiko perang dagang antara AS-China yang terus mereda. Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan Washington siap membuka kembali negosiasi perdagangan dengan China. Syaratnya, Negeri Tirai Bambu harus melakukan perubahan struktural dalam perekonomiannya.
"Apabila China berkomitmen melakukan perubahan struktural, maka pemerintah siap setiap saat untuk berdiskusi," papar Mnuchin seperti dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemerintahan AS terus mengkaji dampak dari penerapan bea masuk.
"Kami memonitor dampak negatif dari bea masuk dengan seksama. Kami terus melakukan itu," kata Mnuchin.
Pernyataan Mnuchin menegaskan bahwa bahwa AS menyadari adanya konsekuensi negatif yang harus ditanggung kala menerapkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Jika dampak negatif dirasa lebih besar dari manfaat yang didapat, bukan tidak mungkin Presiden Donald Trump berpikir ulang dan membatalkan rencananya.
Pada hari ini pukul 21:00 WIB, pembacaan awal untuk data University of Michigan Consumer Sentiment periode Juli akan diumumkan. Tinggi-rendahnya data ini akan merefleksikan tingkat konsumsi masyarakat AS kedepannya.
Kemudian pada pukul 22:00, Fed Monetary Policy Report akan dirilis. Laporan ini berisikan rangkuman dari diskusi anggota-anggota the Federal Reserve mengenai pelaksanaan kebijakan moneter, perkembangan ekonomi, serta prospeknya di masa depan.
Tak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular