Dapat Angin, Dolar AS Bangkit dan Tekan Rupiah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 July 2018 08:42
Dapat Angin, Dolar AS Bangkit dan Tekan Rupiah
Foto: REUTERS/Sertac Kayar
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat. Namun seiring jalan, penguatan rupiah tergerus dan akhirnya habis. 

Pada Selasa (10/7/2018), US$ 1 dihargai Rp 14.300 kala pembukaan pasar. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Namun pada pukul 08:12 WIB, penguatan rupiah habis. US$ 1 dibanderol Rp 14.320, sama seperti posisi penutupan kemarin. 

Kemudian pada pukul 08:20 WIB, rupiah resmi melemah. US$ 1 ditransaksikan di Rp 14.325, rupiah sudah melemah 0,03%.

Sementara mata uang Asia bergerak variatif, tetapi rentangnya cukup ekstrem. Misalnya yuan China atau dolar Singapura mampu menguat signifikan terhadap greenback. Sementara rupiah, yen Jepang, rupee India, baht Thailand, dan peso Filipina kena apes karena mencatat depresiasi tipis. 

Berikut perkembangan sejumlah mata uang utama Asia terhadap dolar AS pada pukul 08:16 WIB, mengutip Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110,96-0,09
Yuan China6,60+0,41
Won Korea Selatan1.110,60+0,15
Dolar Taiwan30,28+0,07
Rupee India68,66-0,01
Dolar Singapura1,35+0,22
Baht Thailand33,06-0,03
Peso Filipina53,43-0,07
 
Dolar AS sedang mendapat ruang penguatan. Mengutip Reuters, nilai posisi jangka panjang investor untuk dolar AS pada pekan yang berakhir 3 Juli tercatat US$ 13,16 miliar, tertinggi sejak Mei 2017. Naik dibandingkan pekan sebelumnya yaitu US$ 11,03 miliar.  

Saat investor memilih untuk mengambil posisi jangka panjang, artinya ada kepercayaan dolar AS akan meningkat nilainya pada masa mendatang. Sementara jika mengambil osisi jangka pendek, maka kemungkinannya adalah cenderung bearish. 

Ke depan, harus diakui bahwa memegang dolar AS memang menguntungkan. Data-data perekonomian AS juga mendukung pemulihan ekonomi. The Fed Atlanta memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Adidaya sepanjang 2018 sebesar 4,1%. Melesat dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya yaitu 2,3%. 

Oleh karena itu, masih besar kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi, atau total empat kali sepanjang 2018. Bertambah dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu tiga kali. Ini dilakukan untuk mengerem laju perekonomian agar tidak overheat. 

Kabar kenaikan suku bunga tentunya positif bagi mata uang, sebab nilainya akan naik seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar. Selain itu, kenaikan suku bunga juga bisa memancing arus modal sehingga memperkuat nilai mata uang. 

Selain itu, greenback juga mampu memanfaatkan poundsterling yang melemah. Mata uang Inggris sedang tertekan karena gonjang-ganjing politik domestik.  

Dua orang menteri di kabinet pimpinan Perdana Menteri Theresa May mengundurkan diri. Mereka adalah David Davis (Menteri Urusan Brexit) dan Boris Johnson (Menteri Luar Negeri).

Johnson mundur karena menilai negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) bisa berakhir dengan tergadainya kepentingan Negeri Ratu Elizabeth. Bahkan ekstremnya, politisi yang dikenal dengan rambut melambai ini menyebutkan Inggris bisa menjadi koloni Uni Eropa. 

"Kita sedang menuju ke arah status sebagai koloni. Banyak orang yang tidak akan merasakan manfaat ekonomi maupun politik dari kesepakatan ini," tegas Johnson dalam surat pengunduran dirinya, dikutip dari Reuters. 

Sebelumnya, pemerintah Inggris menyatakan perundingan Brexit dengan Uni Eropa sudah menemui titik terang. Nantinya, Inggris akan tetap menjalin hubungan dagang yang erat dengan Uni Eropa meski sudah tidak lagi menjadi anggota. 

"Saya minta maaf, dan sedikit terkejut menerima surat ini setelah diskusi yang produktif dan komprehensif mengenai proposal yang kita setujui bersama di kabinet. Namun jika Anda tidak mampu memberikan dukungan yang saat ini sangat kami perlukan demi menjaga kepentingan Inggris, maka pengunduran diri Anda sudah tepat," kata May merespons pengunduran diri Johnson. 

Investor sepertinya tidak nyaman dengan perkembangan di Inggris. Akhirnya mata uang poundsterling pun 'dihukum' oleh pasar sehingga terdorong ke teritori negatif. Dolar AS semakin mendapat angin dan berhasil menguat terhadap banyak mata uang, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular