
Dipicu Depresiasi Rupiah, IHSG Melemah 0,35%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 July 2018 12:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,35% hingga akhir sesi 1 ke level 5.713,52. Pelemahan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona merah.
Indeks Nikkei turun 0,95%, indeks Shanghai turun 0,88%, indeks Hang Seng turun 0,87%, indeks Kospi turun 0,78%, indeks SET (Thailand) turun 0,89%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,04%.
Nilai transaksi tercatat sebesar 2,99 triliun dengan volume sebanyak 4,55 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 167.771 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,27%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,59%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-1,74%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,55%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,48%).
Pelemahan rupiah menjadi pemicu utama melemahnya IHSG. Hingga siang hari ini, rupiah melemah 0,51% di pasar spot ke level Rp 14.420/dolar AS. Depresiasi rupiah terbilang sebagai hal yang mengkhawatirkan. Pasalnya, dolar AS saat ini sedang berada dalam posisi yang lemah; indeks dolar AS terkoreksi 0,14%.
Pelaku pasar nampak masih dibuat takut oleh potensi melebarnya defisit Neraca Perdagangan Indonesia (NPI). Bank Indonesia (BI) memproyeksikan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-II 2018 bisa berada di atas 2,5% dari PDB. Padahal, CAD kuartal-I hanya sebesar 2,15% dari PDB.
Ditengah modal portfolio yang terus mengalir keluar dari Indonesia, membengkaknya CAD akan semakin menekan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI). Pada kuartal-I kemarin, NPI membukukan defisit sebesar US$ 3,85 miliar, jauh lebih buruk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar.
Seiring dengan pelemahan rupiah, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 94,2 miliar. Ketika rupiah melemah, memang ada potensi rugi kurs yang harus ditanggung oleh investor asing.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 18,8 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 18,1 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 11,4 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 9,12 miliar), dan PT Vale Indonesia Tbk/INCO (Rp 4,6 miliar).
Lebih lanjut, pelaku pasar juga dipaksa bermain aman sembari mencermati perkembangan perang dagang antara AS dengan China, menjelang pemberlakuan bea masuk baru yang menyasar US$ 34 miliar produk asal China oleh AS pada esok hari (6/7/2018).
(ank/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Indeks Nikkei turun 0,95%, indeks Shanghai turun 0,88%, indeks Hang Seng turun 0,87%, indeks Kospi turun 0,78%, indeks SET (Thailand) turun 0,89%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,04%.
Nilai transaksi tercatat sebesar 2,99 triliun dengan volume sebanyak 4,55 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 167.771 kali.
Pelemahan rupiah menjadi pemicu utama melemahnya IHSG. Hingga siang hari ini, rupiah melemah 0,51% di pasar spot ke level Rp 14.420/dolar AS. Depresiasi rupiah terbilang sebagai hal yang mengkhawatirkan. Pasalnya, dolar AS saat ini sedang berada dalam posisi yang lemah; indeks dolar AS terkoreksi 0,14%.
Pelaku pasar nampak masih dibuat takut oleh potensi melebarnya defisit Neraca Perdagangan Indonesia (NPI). Bank Indonesia (BI) memproyeksikan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-II 2018 bisa berada di atas 2,5% dari PDB. Padahal, CAD kuartal-I hanya sebesar 2,15% dari PDB.
Ditengah modal portfolio yang terus mengalir keluar dari Indonesia, membengkaknya CAD akan semakin menekan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI). Pada kuartal-I kemarin, NPI membukukan defisit sebesar US$ 3,85 miliar, jauh lebih buruk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar.
Seiring dengan pelemahan rupiah, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 94,2 miliar. Ketika rupiah melemah, memang ada potensi rugi kurs yang harus ditanggung oleh investor asing.
Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 18,8 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 18,1 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 11,4 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 9,12 miliar), dan PT Vale Indonesia Tbk/INCO (Rp 4,6 miliar).
Lebih lanjut, pelaku pasar juga dipaksa bermain aman sembari mencermati perkembangan perang dagang antara AS dengan China, menjelang pemberlakuan bea masuk baru yang menyasar US$ 34 miliar produk asal China oleh AS pada esok hari (6/7/2018).
(ank/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular