Dibayangi Risiko Perang Dagang, Wall Street Berpotensi Naik

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 July 2018 17:58
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Chip East
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 114 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 12 dan 39 poin.

Namun, risiko perang dagang sejatinya masih berpotensi membawa Wall Street turun ke zona merah. Pemerintahan AS kini berupaya untuk memblokir China Mobile dalam menawarkan jasa telekomunikasi bagi AS. Sebagai catatan, China Mobile merupakan perusahaan penyedia jasa telekomunikasi terbesar di dunia yang dimiliki oleh pemerintah China.

Pemerintah AS menggunakan alasan keamanan nasional sebagai dasar dari pemblokiran tersebut. Dalam pernyataan resmi di websitenya, National Telecommunications and Information Administration (NTIA) mengharapkan Federal Communications Commission (FCC) menolak permintaan China Mobile untuk menawarkan jasa telekomunikasi antara AS dengan negara-negara lainnya.

"Pasca diskusi yang signifikan dengan China Mobile, kekhawatiran mengenai meningkatnya risiko bagi penegakan hukum dan keamanan nasional tidak dapat diselesaikan," tulis NTIA dalam websitenya mengutip David Redl, Asisten Menteri Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Perdagangan AS.

Aksi terbaru oleh pemerintahan AS ini tentu memperparah hubungan dengan China di bidang perdagangan. Pada tanggal 6 Juli mendatang bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk asal China akan mulai diberlakukan oleh AS. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS dengan nilai yang sama dan juga akan mulai berlaku pada 6 Juli.

Dengan Benua Biru, hubungan AS semakin memburuk. Melansir CNBC International yang mengutip Financial Times, sebanyak US$ 300 miliar produk asal AS dapat dikenakan bea masuk baru jika AS tetap bersikeras menerapkan ancamannya untuk menaikkan bea masuk bagi mobil-mobil asal Eropa. Kini, pemimpin negara-negara Eropa dikabarkan semakin yakin bahwa Presiden Donald Trump akan menaikkan bea masuk bagi mobil pabrikan Uni Eropa.

Sebagai catatan, bea masuk yang menyasar produk senilai US$ 300 miliar tersebut merupakan yang terbesar yang pernah diumumkan oleh negara/blok manapun sejak perang dagang mulai berkecamuk pada Maret 2018 silam.

Pada hari ini,sejumlah data ekonomi penting akan diumumkan, seperti pertumbuhan pesanan bagi pabrik (factory orders) periode Mei, serta pembacaan akhir dari pertumbuhan pemesanan barang tahan lama periode Mei.

Tak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular